Sebelumnya, saya sudah akrab dengan istilah Baby Blues dan Postpartum Depression. Saya juga tahu sedikit mengenai Postpartum Psychosis. Baru pada Postpartum Education Class dari haloibu.id yang saya ikuti beberapa waktu lalu, saya memahami sebuah istilah baru, yaitu Postpartum Depletion.
Memahami Postpartum Depletion adalah “Aha!” moment buat saya, karena akhirnya saya memahami apa yang sesungguhnya terjadi pada diri saya selama beberapa tahun terakhir setelah putri saya lahir. Ternyata, masa- masa postpartum memang serepot itu, Ibu.
Postpartum Depletion dapat diartikan sebagai kelelahan yang mengakibatkan kemunduran pada fungsi tubuh dan psikis seorang ibu pasca melahirkan.
Here’s the big news – Postpartum Depletion dapat berlangsung hingga bertahun- tahun setelah bayi kita lahir.
Dilansir dari mother.ly dan goop.com dan beberapa informasi yang saya dapatkan dalam Pospartum Education bersama Ashtra, beberapa tanda Postpartum Depletion adalah sebagai berikut;
- Kelelahan
Sedikit- sedikit kita merasa pegal, lelah, mengantuk. Hal ini normal, Ibu. Pasca melahirkan, kita otomatis kekurangan jam tidur karena harus bangun tengah malam untuk menyusui. Belum lagi jika si kecil kolik atau sakit. Kemudian, dilanjutkan dengan fase toddler dimana mereka akan belajar berjalan, kemudian berlari dan melompat kesana kemari. Selain kurang tidur, kita juga beraktivitas fisik lebih banyak karena harus selalu siaga mengawasi si kecil.
- Sering lupa atau tidak teliti
Berbagai riset membuktikan bahwa otak Ibu menyusut selama kehamilan karena tubuh menyesuaikan diri untuk memberikan nutrisi pada bayi. Hal ini tidak serta merta kembali pasca melahirkan. Jadi, tak perlu terlalu risau jika sekali- kali salah mengirimkan dokumen, atau lupa mencolokan listrik rice cooker.
- Hyper-vigilance
Secara instingtif, kita ingin selalu melindungi si kecil dari bahaya. Karenanya, alam bawah sadar kita selalu dalam posisi “alert”. Siapa yang bisa otomatis bangun ketika si kecil hampir jatuh dari Kasur di malam hari? (Angkat tangan)
Meskipun baik, tapi terlalu waspada juga membuat kita kelelahan dan selalu cemas. Akibatnya, semakin kurang tidur dan tidak beristirahat dengan baik.
- Menurunnya Libido
Sudah lelah, kurang tidur, ditambah selalu cemas. Bagaimana mau semangat berhubungan seks?
- Menurunnya Self-Esteem
Keseluruhan hal ini, bisa berakibat kita merasa tidak menarik. Terutama, jika kita tidak punya kegiatan lain untuk aktualisasi diri. Sangat mudah untuk kehilangan diri kita selama masa postpartum.
Jadi apa yang bisa kita lakukan untuk menghadapi Postpartum Depletion ?
- Perbaiki Nutrisi
Jangan ketika kita membuatkan mPASI 5 bintang untuk si kecil, kita justru makan mi instan supaya ringkas 🙂
Pastikan Ibu mendapat asupan vitamin B, protein, mineral dan kalsium yang cukup pada masa- masa ini. Fokus pada nutrisi yang cukup, dan bukannya kuantitas atau rasa makanan. Memang sepertinya enak sih untuk beli nasi goreng abang- abang yang mangkal tiap malam di gerbang komplek. Tapi, apa nutrisinya sebanding dengan kalorinya?Minta Bantuan
- Minta Bantuan.
Jangan segan minta bantuan suami, orang tua, keluarga dekat, maupun mempekerjakan asisten jika bisa. It takes a village to raise a child, dan tidak ada gunanya membuat diri ibu kewalahan dan stress. Dengan meminta bantuan dan mendelegasikan pekerjaan, Ibu punya ruang untuk beristirahat dan berpikir lebih jernih.
- Sediakan Waktu untuk diri sendiri
Jika anak sedang tidur, Ibu bisa sediakan waktu untuk meditasi sejenak, atau ibu bisa juga melakukan beberapa hal yang ibu gemari. Apapun yang buat ibu bahagia.
Please know that you are equally important. Because, happy mothers raise happy children.