Buat saya kata-kata mempunyai kekuatan besar dan kuat. Keberdaan kita di dunia ini, peradaban di dunia ini di mulai dari tulisan. Pengetahuan dapat turun menurun dirasakan semua orang karena tradisi menulis. Fast foward, zaman social media seperti sekarang, 160 karakter di twitter bisa menggerakkan massa untuk demo, caption instagram bisa membuat satu dunia posting #ootd atau #throwbackthursday . Kata-kata menjadi indah dan manfaat jika diputuskan, tapi kata-kata bisa juga jadi satu yang negatif kalau kita meyakini dan membiarkan. Satu comment pada postingan seperti ; ‘kenapa anak kamu pakai metode BLW sic ? ‘, ‘Ngapain sic lahiran di rumah?’ , ‘Hah. kamu cesar’, ‘Kamu jadi ibu rumah tangga? yakin’ , ‘ Bekerja? mau Nelantarin anak ?’.
Little words, with strong effects.
Januari 2017, satu hari setelah Presiden Donald Trump inagurasi, perempuan berbaris, berjalan bersama menyerukan suara mereka. Suara-suara kesetaraan hak perempuan pada semua area. Salah satunya hak perempuan mendapatkan pelayanan kesehatan memadai. Tak hanya di Amerika, seluruh dunia perempuan ikut berbaris.
Sebagai perempuan, saya juga ingin ikut barbaris. Saat Jakarta memiliki #womensmarch, saya ajak suami dan anak ikut. With our own poster we line up. It was a powerful morning for us, just walk, hold on our poster, and smile.
Gerakan womens march juga mimicu fashion designer untuk mengeluarkan kaos-kaos yang meneriaki kesetaraan. Rumah fashion Dior , mengeluarkan kaos ‘We all should be Feminist’ . fashion designer mengeluarkan bebera T-shirt , ‘The future is Female’ , ‘Nevertheless She Persisted’, serta ‘ Our minds, Our Bodies, Our Power’ . Christian Soriano mengeluarkan kaos , ‘People are People’.
My conclusion is if we want to be powerful, we need powerful words to wear. Thats how #matroihkaxhaloibu #Charitees is born. Saya membawa ide ini ke sahabat saya dan juga pemilik brand baju menyusui dan kehamilan #matroishka , Raden Prisya. Seakan alam semesta menjawab. We always have the same vision to empower other women, to nurture mother with great experience after motherhood . We struggle the same battle on postpartum depression back when our little one was babies. We believe in every mother strength. This is it, we shook hand and agreed to create a T-SHIRT to make other women feel strong and beautiful.
Kami ingin Ibu merasakan energi dari menggunakan kaos ini. Kami produksi dengan cinta, kami ingin semua perempuan merasa di cintai. Karena tak hanya kamu yang membeli tapi banyak perempuan lain yang menggunakannya bersama .
Ada tiga kaos pada bacth pertama ini.
“ I’m human . I grow Human”
“Ibu, is a career too”
“I’m not a weekend mom, I’m a mom”.
You feel empower, and You Empower
Saya dan Prisya tak hanya ingin menjual T-shirt. Kami juga ingin semua perempuan lain merasakan manfaatnya. Kami ingin penjualan kaos ini bisa dirasakan untuk ibu yang mebutuhkan. Prisya bergerak di dunia fashion untuk ibu hamil, saya selalu jatuh cinta pada khamilan , itu kenpa saya jadi doula. Kita berdua yakin setiap perempuan membutuhkan dukungan saat hamil. Dukungan luar biasa, untuk melahirkan anak yang luar biasa.
Kami baru tahu, dari 1.000 kelahiran, 22 bayi meninggal. Dari 100.000 kelahiran di Indonesia 300 Ibu meninggal. Padahal ada lima juta kehamilan di Indonesia tapi kita hanya memiliki 4.000 dokter kandungan. Enam puluh persen berada di pulau jawa.
Saat saya dan Prisya mengandung kami mendapatkan dukungan yang kami butuhkan, kami sama-sama ikut kelas persalinan, kami cek bayi di bidan dan dokter setiap bulannya. Kami tak sulit mendapatkan akses informasi.
This is it. Dengan fakta diatas kami ingin ikut berpartisipasi memberikan hak pelayanan kesehatan kepada perempuan yang mengandung.
SehatI dan Tele CTG
#Charitess membuat kami bertemu Anda Waluyo dari sehati. Sehati adalah aplikasi pendamping ibu hamil berbahasa Indonesia. Panduan umum dan informasi terkait kehamilan terdapat di dalamnya. Anda Waluyo juga istri dari dr. Ari Waluyo, Spog . Saat ini sehati sedang mengembangkan Tele CTG. Cardiotograph / CTG berasal dari kata detak jantung janin (cardio-) kontraksi uterus (-Toco-) selama kehamilan yang dilakukan perekaman (-graphy). Cardiotocography (CTG) mengukur detak jantung bayi Anda. Pada saat yang sama juga memonitor kontraksi dalam rahim (uterus). Nah biasanya CTG, memiliki hasil yang hanya bisa digunakan untuk di rumah sakit tersebut saat itu juga, Tele CTG merupakan alat dan aplikasi yang bisa digunakan dimana jaja . Hasilnya juga bisa dikirim ke rumah sakit lain. Alat ini bisa digunakan ditempat yang minim alat kesehatan, utamanya daerah-daerah yang tak memiliki rumah sakit daerah.
Sehati juga memiliki program pemberdayaan bidan dan kader puskesmas yang dilatih oleh dr. Ari Waluyo, Spog .
Giving Back without living home
Dalam rangka memperingati ulang tahun Matroishka yang ke 5, serta berpartisipasi dengan project #ibuberdaya dari haloibu yang bertujuan untuk memberdayakan ibu lewat berbagai cara dan platform; maka Matroishka dan haloibu bersama-sama membuat sebuah project bernama CHARITEES dimana kami menjual t-shirt yang bertuliskan kata-kata yang inspiratif dan powerful. 100% keuntungan dari penjualan t-shirt akan kami sumbangkan untuk mendukung gerakan dari Sehati Kehamilan dalam bentuk sesi pelatihan untuk para ibu, bidan, dan tenaga kesehatan persalinan lainnya, serta memberikan alat TeleCTG untuk layanan fasilitas kesehatan yang membutuhkan.
Kami tahu saat menjadi Ibu, waktu seakan habis. Banyak sekali yang perlua dilakukan . Kami ingin kamu tak perlu jauh-jauh pergi, dengan mengklik matroishka/charitees , membeli kaos, menggunakannya , kamu sudah ikut memberdayakan dirimu serta perempuan lain. Go to http://matroishka.com/charitees to get your T-SHIRT.
Show us your T-SHIRT, write your own challenge and empowering story, tag @haloibu.id and @matroishka, put a hashtag #matroishkaxhaloibu #charitees to be featured in our instagram and blog.
Your story might help other women.
Thank you so much for making this happen. We are forever grateful.
Love
Haloibu & Matroishka
Thank you to everyone who helped make it happen!
All the mothers participating!