Tantrum sangat wajar dialami balita karena mereka belum bisa mengontrol emosinya. Saat tantrum, anak akan teriak, menangis, berguling-guling, hingga melempar benda di sekitarnya.
Orang tua pun spontan menenangkan anak yang tantrum. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa menenangkan emosi anak yang meledak bukanlah hal mudah.
Jika tidak tahu apa penyebabnya, usaha kita untuk menenangkannya malah jadi sia-sia dan serba salah. Apalagi, durasi tantrum pada umumnya berlangsung selama 3 sampai 15 menit. Tantrum juga bisa berlalu cepat ketika mereka sudah merasa tenang.
Melakukan hal yang tepat saat anak tantrum yaitu mengetahui penyebabnya. Mengutip dari Very Well Family, setidaknya ada lima hal yang umumnya menjadi penyebab tantrum, yaitu:
1. Lapar
Terkadang, anak tantrum hanya karena hal sederhana seperti merasa lapar. Anak yang belum bisa berbicara akan kesulitan mengungkapkannya. Dalam banyak kasus, memberi makan anak dapat menghentikan tantrum.
2. Kelelahan
Balita yang merasa lelah tidak bisa membicarakannya dengan ibu sehingga membuat mereka mengamuk. Tantrum yang disebabkan kelelahan biasanya ditandai dengan penolakan untuk bermain dan mudah tersinggung.
3. Frustasi Frustasi adalah perasaan kecewa di mana anak tidak bisa mendapatkan yang diinginkannya. Contohnya, ketika ibu melarang bermain air.
Jika larangan itu demi kebaikannya, biarkan anak meluapkan emosinya sampai mereda. Kamu juga bisa mengalihkan perhatiannya agar tantrum cepat berhenti.
4. Mencari Perhatian
Anak-anak dan balita memang senang mencari perhatian. Mereka ingin orang tua meluangkan waktu lebih banyak untuk bermain bersama atau hanya sekadar memujinya. Tak jarang, sikap cari perhatian itu dilakukan dengan menangis dan ngamuk.
5. Tidak Nyaman Dengan Lingkungan
Tantrum juga bisa disebabkan karena lingkungan yang tidak nyaman seperti ruangan yang berisik, panas, atau terlalu banyak orang. Bila hal ini terjadi, cobalah membawa anak keluar dari lingkungan tersebut sampai Ia bisa mengendalikan emosinya.
Tetap Tenang Saat Anak Tantrum
Meski membuat panik, tetaplah berusaha tenang menghadapi anak tantrum. Jangan sampai terpancing emosi dan membentaknya karena hal ini justru dapat memperburuk keadaan.
Jika anak cukup memancing emosi, cobalah tarik napas dalam-dalam dan pastikan anak tetap aman. Perhatikan benda di sekitarnya dan jangan sampai anak melempar benda yang membahayakan dirinya serta orang lain.
Ketika anak mengamuk karena menginginkan hal berbahaya atau barang tidak seharusnya Ia miliki, cobalah alihkan perhatiannya. Contohnya, mengajaknya keluar rumah, memberi mainan kesukaannya, atau mengajak bicara hewan peliharaan.
Hal tersebut dapat membuatnya lupa terhadap apa yang diinginkannya. Jangan biasakan mengabulkan permintaannya saat Ia tantrum karena dapat membuatnya manja. Ibu juga sebaiknya tidak memaksa anak berhenti menangis.
Sebab, hal ini akan membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang sulit mengekspresikan perasaan. Jika ingin mencoba menghentikan tangisannya, cobalah dengan cara lembut. Peluk dan bawa dia ke tempat yang tenang dan disukainya.
Referensi: