CONTACT US
Lets share some love updates
Mom Inner Journey
Mom Inner Journey

Fatherless: Ketika Domestik dan Membesarkan Anak Hanya Dibebankan pada Ibu

Share:

Belakangan ini, ramai diberitakan Indonesia menjadi negara fatherless yang menduduki peringkat ketiga di dunia. Topik ini ramai dibahas di media massa hingga media sosial. 

Mengutip dari keterangan salah satu Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti, fatherless dapat diartikan sebagai fenomena dimana anak tumbuh kembang tanpa kehadiran ayah.

Fatherless juga bisa diartikan sebagai momen ketika anak yang mempunyai ayah, tetapi ayahnya tidak berperan maksimal di kehidupannya. 

Jika kita melihat dari sudut pandang yang lebih luas, sebetulnya fatherless bukan hanya persoalan antara anak dan ayahnya saja, tetapi lebih dari itu. 

Ketidakhadiran ayah di dalam berbagai aspek kehidupan anak, tentu berpengaruh juga pada kehidupan ibu. Bagaimana tidak, ketika ayah jarang berinteraksi, mengasuh, hingga mendidik anak, maka tanggung jawab ibu semakin berat. 

Karena minimnya peran ayah, seolah membesarkan anak hanya menjadi tanggung jawab ibu. Padahal, anak adalah tanggung jawab bersama antara ibu dan ayah. 

Mengutip dari Antara, Retno mengatakan bahwa fatherless sangat melekat di Indonesia mengingat negara kita masih meyakini peran gender tradisional, dimana ayah hanya berperan mencari nafkah dan ibu mengurus domestik serta mengasuh anak. 

“Reduksi peran gender tradisional memposisikan ibu sebagai penanggung jawab urusan domestik dan ayah sebagai penanggung jawab urusan nafkah masih melekat di masyarakat,” kata Retno. 

Normalisasi Ibu yang Kewalahan Mengurus Anak dan Domestik

Selain berdampak buruk pada hubungan ayah dan anak, fatherless juga menunjukan bahwa masih banyak ibu yang memikul tanggung jawab mengurus anak dan domestik sendirian. Padahal, dua hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara ibu dan ayah. 

Sudah waktunya kita mendobrak stereotip yang menganggap bahwa ibu bertanggung jawab penuh atas semua pekerjaan rumah tangga. Stereotip seperti ini akan membuat ibu tertekan karena merasa dituntut untuk serba bisa. 

Sekarang bukan lagi waktunya untuk menyalahkan seorang ibu yang kewalahan membesarkan anaknya. Wajar jika ibu kelelahan, bahkan jenuh dengan tanggung jawab yang ia pikul sendiri. 

Jangan Ragu Minta Bantuan Ayah 

Dear ibu, it’s okay jika kamu sering merasa tidak sanggup mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus anak dalam waktu bersamaan. Istirahatlah sejenak dan berhenti menyalahkan dirimu sendiri. 

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Maternal Burnout Syndrome: Contextual and Psychological Associated Factors, seorang ibu lebih rentan mengalami burnout daripada ayah.

Maka, kelelahan dan stres yang kamu rasakan bukan berarti kamu tidak bisa menjadi ibu yang baik. Wajar jika kamu berkeluh kesah menghadapi keseharian sebagai seorang ibu. 

Karena anak dan domestik adalah tanggung jawab bersama, jangan pernah ragu untuk meminta bantuan ayah. Terlebih, di saat kamu mulai kewalahan. 

Dear ibu, terima kasih karena selalu berusaha hadir setiap saat untuk anak dan keluargamu.

Referensi:

Dwi Reka

Energetic person and women issue observer, a writer

Related
Menengok Lagi Keseruan Festival Ibu: Ibu Menemukan Kembali Jati Dirinya, Ayah dan Anak Ikut Bersenang-senang
PURE CARE, PURE LOVE WITH PURE BABY MEDITATION
LOVE ME FOR ME MEDITATION WITH MAMA’S CHOICE
Tags: #haloibu, #haloperempuan, #ibu, #menjadiibu, #menjadiperempuan, #perempuan, #perempuanbisa
No Comment
Leave a comment!
Your Name*
Your Email*
Your Website
Your Comment
@haloibuid