Tantrum menjadi masalah yang dirasakan banyak orang tua karena sulit mengendalikan emosi anak. Tantrum sendiri merupakan luapan emosi besar yang diekspresikan anak. Sama seperti orang dewasa, anak pun bisa merasakan marah, kesal, dan frustasi. Perasaan tersebut akan meledak jika terus dibiarkan.
Studi bertajuk ‘Temper Tantrums in Young Children’ menyebutkan tantrum dialami oleh anak berusia 1-4 tahun, di mana anak dengan usia 2-3 tahun paling sering mengalami tantrum. Sebab, pada rentang usia tersebut anak belum bisa mengontrol emosinya.
Saat tantrum, anak akan teriak, menangis, berguling-guling, hingga melempar benda di sekitarnya. Lalu, apa yang harus dilakukan orang tua ketika menghadapi anak tantrum? Berikut trik mengatasinya:
1. Tetap Tenang
Menghadapi anak yang tantrum memang tidak mudah ya, bu. Terkadang, justru membuat kita panik karena khawatir kondisi akan menjadi semakin parah. Meski begitu, cobalah untuk tetap tenang dan jangan terbawa emosi.
Jika anak cukup memancing emosi, cobalah tarik napas dalam-dalam dan pastikan anak tetap aman. Perhatikan benda di sekitarnya dan jangan sampai anak melempar benda yang membahayakan dirinya serta orang lain.
2. Perhatikan Apa yang Jadi Pemicunya
Anak yang tantrum tidak selalu meminta sesuatu untuk dituruti keinginannya. Ada kalanya, lapar, lelah, dan tidak enak badan juga menyebabkan anak menjadi tantrum.
Dengan mengetahui pemicunya, ibu bisa membujuk anak dan mengalihkan perhatiannya. Ketika fokusnya mulai teralihkan, perlahan Ia akan melupakan apa yang membuatnya tantrum.
3. Jangan Paksa Anak Berhenti Menangis
Jika anak menangis sudah terlalu lama dan cukup mengganggu, jangan paksa mereka untuk diam dengan cara kasar seperti membentak atau memukulnya. Hal ini hanya akan memperparah keadaan dan membuat mereka tumbuh menjadi pribadi yang sulit mengekspresikan perasaan.
Jika ingin mencoba menghentikan tangisannya, cobalah dengan cara lembut. Peluk dan bawa dia ke tempat yang tenang dan disukainya. Jika anakmu menyukai hewan seperti kucing dan burung, ajak mereka untuk melihatnya supaya emosinya teralihkan.
4. Jangan Langsung Turuti Keinginan Anak
Banyak orang tua yang tidak sabar menghadapi anak tantrum. Mereka langsung menuruti apa yang diinginkan anak. Padahal, sikap seperti ini justru akan membuat anak berpikir bahwa menangis dan merengek adalah cara terbaik untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
Dengan begitu, suatu saat anak akan kembali tantrum demi mewujudkan keinginannya. Sebaiknya, ibu menuruti keinginannya di saat emosi anak sudah reda dan jelaskan bahwa untuk mendapatkan sesuatu diperlukan proses dan kesabaran.
5. Jangan Ragu Minta Pertolongan Profesional
Pada umumnya, tantrum hanya berlangsung sampai 15 menit. Ketika memasuki usia 5 tahun, frekuensi tantrum akan semakin berkurang, bahkan jarang. Namun, tantrum juga bisa berlangsung lama jika anak mengalami kondisi medis tertentu.
Jangan ragu meminta pertolongan profesional seperti dokter anak dan psikologi jika anak mengalami kondisi berikut:
- Anak mengeluh sakit kepala setiap kali habis tantrum
- Melukai diri sendiri ketika tantrum
- Tantrum semakin parah meski sudah berusia 5 tahun
Bagaimana Jika Orang Tua yang Mengalami Tantrum?
Tantrum sering kali diidentikan dengan anak-anak. Padahal, orang dewasa juga bisa mengalami tantrum loh, bu!
Jika tantrum anak hanya menandakan ledakan emosi, tantrum orang dewasa bisa menjadi gejala gangguan mental. Tantrum pada orang dewasa juga lebih mudah dikenali tandanya yaitu, berbicara dengan nada tinggi, raut wajah tegang, gelisah, dan marah.
Orang dewasa yang tidak bisa mengendalikan emosinya ketika tantrum dapat mengekspresikan emosinya dengan agresif. Contohnya bertindak kekerasan sehingga melukai orang lain dan merusak barang.
Apa yang menjadi penyebabnya? Tantrum orang dewasa dapat dipicu oleh gangguan mental, depresi, bipolar, penyalahgunaan obat-obatan, hingga trauma akibat kekerasan fisik atau mental.
Lakukan Ini Jika Kamu Merasa Sedang Tantrum dan Sulit Mengendalikan Emosi
Berbeda seperti anak-anak, orang dewasa bisa mengatasi tantrum dengan diri sendiri. Kuncinya adalah mengelola emosi dan menenangkan perasaan yang sedang bergejolak. Berikut beberapa tips untuk mengendalikan emosi dan mengatasi tantrum:
1. Temukan Pemicunya
Langkah pertama yang perlu kamu lakukan adalah mengetahui pemicunya. Ketika sudah menemukan apa yang membuatmu tantrum, maka akan lebih mudah mencari solusinya. Kamu juga bisa menentukan strategi agar tantrum tidak terjadi lagi.
2. Tenangkan Pikiran
Emosi sering kali membuat pikiran kita tidak rasional sehingga dapat memicu kekerasaan dan perkataan yang menyakiti orang lain. Hal ini akan memperparah keadaan dan menyulut emosi orang lain.
Oleh karena itu, sebelum tantrum yang kamu rasakan membawa dampak buruk, sebaiknya berusahalah untuk menenangkan pikiranmu. Cobalah pergi sejenak ke tempat yang sepi untuk menyendiri hingga kamu merasa lebih tenang. Pikirkan hal-hal baik yang akan datang setelahnya dan coba menenangkan diri dengan berkata “ini akan segera berakhir”.
3. Alihkan Energi ke Hal Positif
Kamu bisa mengalihkan emosi dengan melakukan aktivitas yang positif. Misalnya olahraga dan yoga. Jika kamu merasakan tanda-tanda tantrum ketika sedang berada di kantor atau di tempat umum, kamu bisa berjalan-jalan sejenak di luar sambil menghirup udara segar.
4. Mencari Hiburan
Lakukan apapun yang bisa membuat mood membaik. Kamu bisa mencoba mendengarkan musik klasik dari penyanyi idolamu, menonton film, atau bermain game. Ketika dirimu sudah merasa terhibur, maka emosi itu akan hilang perlahan.
5. Bercerita ke Teman Terdekat
Jika kamu memiliki teman atau sahabat dekat yang mengerti kondisimu, bercerita dengannya akan sangat membantu. Dengan mencurahkan segala hal yang membuatmu kesal, emosi pasti akan berkurang.
Referensi: