Duh, pandemi Covid-19 saja belum usai, tapi kita sudah kedatangan wabah penyakit baru yaitu hepatitis akut. Penyakit ini sudah mewabah di lebih dari 20 negara, termasuk Indonesia. Tak hanya itu, hepatitis akut juga diketahui menyerang anak dari usia nol hingga 16 tahun. Jika tidak segera mendapatkan penanganan medis, penyakit ini bisa semakin parah.
Data per 10 Mei 2022, di Indonesia sudah ada 15 kasus yang terdeteksi. Di dunia, Inggris tercatat sebagai negara dengan kasus hepatitis akut tertinggi yaitu sebanyak 115 kasus. Mengutip Hellosehat, hepatitis akut berbeda dengan hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, dan hepatitis E karena tidak hanya disebabkan oleh virus. Ada dua faktor lainnya yang bisa menyebabkan hepatitis akut yaitu racun yang meradang di bagian hati serta penyakit autoimun.
Meskipun demikian, para ahli masih mempertanyakan mengapa penyakit ini bisa mewabah di banyak negara. UK Health Safety Agency (UKHSA) melaporkan, hasil analisis dari beberapa kasus di Inggris menunjukan bahwa adenovirus atau F41 menjadi salah satu penyebab hepatitis akut.
Temuan ini membingungkan sejumlah ilmuwan karena adenovirus biasanya tidak menyebabkan hepatitis akut pada anak yang sehat. Virus tersebut pada umumnya hanya membuat anak pilek, diare, dan muntah tanpa menimbulkan penyakit serius. Mereka juga mempertanyakan apakah adenovirus kini sudah berkembang menjadi jenis baru serta keterkaitannya dengan Covid-19 juga perlu dikaji lebih lanjut.
Apa Saja Gejala Hepatitis Akut?
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), gejala awal dari hepatitis akut yaitu mual, muntah, demam, dan diare berat. Gejala tersebut masih bisa berlanjut menjadi kejang, air kencing berwarna pekat, kulit dan mata kuning, hingga penurunan kesadaran.
Menkes Budi Gunadi Sadikin (Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/news/20220509154232-4-337522/menkes-15-kasus-hepatitis-akut-ada-di-indonesia)
Menurut Epidemiolog Hermawan Saputra, orang tua harus waspada dan segera membawa anak ke dokter ketika menunjukkan gejala-gejala tersebut. Hal ini sangat penting untuk mendeteksi apakah gejala itu merupakan sakit ringan atau menandakan hepatitis akut.
“Bila ada anak-anak yang merasakan demam, kemudian juga diare, kemudian berkaitan dengan penyakit-penyakit gangguan perut yang dirasa tiba-tiba ada atau akut segera memeriksakan diri ke dokter,” ungkapnya, dikutip Kompas.com.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menerapkan pola hidup sehat dan bersih supaya terhindar dari bakteri dan virus penyebab hepatitis. Sebab pada dasarnya hepatitis dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri sebaik mungkin.
Kendati demikian, saat ini para pakar virus masih meneliti apakah penyebab hepatitis akut murni karena adenovirus atau ada kaitannya dengan Covid-19. Menurut dia, kemunculan fenomena hepatitis akut di sejumlah negara, termasuk Indonesia, juga menjadi fokus penelitian guna mencari penyebab dan obatnya.
Referensi :