Pekerjaan domestik selalu dikaitkan dengan perempuan. Namun, bukan berarti perempuan tidak bisa memilih untuk mengerjakan apa yang Ia sukai. Bahkan, perempuan juga sanggup menjalankan keduanya secara bersamaan, seperti yang dilakukan seorang seniman kontemporer, Dian Suci Rahmawati.
Dian mengubah rumahnya menjadi ruang kerja sehingga Ia bisa terus berkarya, mengasuh anak, dan mengurus domestik. Menariknya, Ibu tiga anak ini sama sekali tidak merasa terbebani dengan peran ganda yang dijalankannya itu.
Memang ada momen tertentu yang membutuhkan waktu khusus seperti mengantar jemput anak-anak ke sekolah, menyiapkan makanan, dan liburan bersama. Namun, Dian tidak menganggapnya sebagai kendala untuk bisa terus berkarya.
“Di kesenian, anak-anak ini bukan kendala, di keluarga, kesenian ini bukan kendala juga. Jadi, dalam kehidupan saya sekarang dua hal ini kemudian jadi saling mengisi,” ucapnya kepada HaloIbu, Kamis (31/3).
Bagi, Dian, urusan domestik tidak menjadi beban. Namun, bukan berarti Ia tidak merasakan keresahan atas isu perempuan. Seniman yang dikenal dengan sebutan Ultramanminmun itu mengisahkan berbagai isu yang dirasakannya sebagai perempuan lewat karya seni. Ia memilih bercerita melalui karya karena merasa merasa ada hal-hal dalam rumah tangga yang sulit untuk diceritakan secara verbal.
“Hampir semua karya dibikin untuk menceritakan isu perempuan,” jelasnya.
‘Aku Pingin Crita Dawa Nanging Apa Kowe Kuwawa? Aku Kuwawa?’ (Aku ingin cerita panjang. Tapi apakah kamu sanggup? Aku sanggup?) adalah pameran tunggal yang menggambarkan perasaannya ketika terbentur permasalahan prinsip dalam kehidupan rumah tangga. Karya tersebut mengambil latar di dalam rumah seperti pekarangan dan halaman belakang.
Dari lukisannya, Dian menggambarkan bahwa Ia ingin bercerita panjang yang terjadi dalam ranah domestik walaupun dirinya merasa tidak sanggup dan ragu apakah ada orang yang sanggup mendengarkannya. Karya tersebut juga menceritakan pengalamannya dalam berumah tangga di mana Ia diminta untuk menghabiskan waktu lebih banyak di rumah.
Tradisi dan budaya keluarga Dian menganut pemahaman bahwa seorang istri yang baik selalu ada di dalam rumah. Mulai dari mengurus domestik hingga bekerja pun harus dilakukan di rumah.
Awal Karir Sebagai Seniman
Dian bukanlah seniman yang berkembang karena memiliki pendidikan seni. Sebelum menekuni dunia seni, Ia bekerja sebagai desainer interior dengan bekal pendidikan teknik arsitektur. Ketertarikannya dengan dunia seni muncul sejak Ia masih duduk di bangku kuliah.
“Dari kuliah sudah sering ke galeri dan ikut acara kesenian,” ujarnya.
Setelah lulus dari perguruan tinggi, Dian menikah dan tinggal bersama suami. Karena mematuhi permintaan suaminya, Ia banyak menghabiskan waktu di rumah. Profesinya sebagai desainer interior juga dilakukannya di rumah. “Waktu itu dikasih waktu 3 tahun (setelah menikah), abis itu boleh bekerja, tapi kerjanya harus di rumah,”ucap Dian.
Namun, lama-kelamaan Ia merasa kurang nyaman dengan profesinya itu.“Kalau desain interior itu kan ada hitung-hitungannya juga, terus harus menyesuaikan dengan keinginan klien,” tuturnya.
Banyaknya waktu yang dihabiskan Dian di dalam rumah memberikannya peluang untuk bisa lebih fokus mempelajari apa pun yang menjadi ketertarikannya, termasuk seni.. Setiap lukisan dan karya lainnya yang sudah dibuat selalu diunggah Dian di akun Instagramnya.
Ia konsisten mengunggah setiap karyanya dan tidak mempedulikan apakah hasilnya bagus atau jelek. Sampai suatu waktu ada yang mengajaknya untuk menyelenggarakan pameran. Kesempatan tersebut disambut baik oleh Dian sekaligus menjadi titik awal bagi dirinya untuk lebih serius menekuni dunia seni.
“Ternyata ada yang menerima karyaku. Itu bikin aku menjadi semangat,” ucapnya.
Hingga saat ini, Dian masih konsisten membuat karya seni. Ia merasa lebih nyaman menekuni profesi sebagai seniman karena bisa bebas bercerita mengenai persoalan yang dihadapinya sebagai perempuan. Tentunya, cerita itu disampaikannya melalui karya seni.
Beberapa pencapaian juga telah diraihnya sebagai seniman berprestasi. Tahun 2021 lalu, Dian menerima penghargaan UOB Painting of the Year sebagai Gold Winner. Pada tahun 2020, Ia juga meraih penghargaan Debra Porch Award dari Australia Council for the Arts.
Dian berharap kepada perempuan lainnya juga bisa memperjuangkan passion dan terus melakukan apapun yang diinginkan. Ia mengatakan, setiap perempuan harus sadar bahwa mereka memiliki kontrol penuh atas dirinya sendiri. Maka, setiap perempuan berhak memutuskan untuk melakukan berbagai hal yang diinginkan.
“Diri kita ini kita yang punya. Kita enggak dimiliki orang lain. Kita yang menentukan dan kita yang bikin keputusan,” katanya.