Proses kehamilan, melahirkan, dan menyusui merupakan tantangan bagi Ibu yang baru memasuki fase tersebut. Karena belum berpengalaman, banyak Ibu merasa khawatir terhadap perkembangan dan kesehatan bayi selama masa kehamilan hingga menyusui. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan Mama’s Choice pada 2018 lalu.
Perusahaan yang menyediakan produk kebutuhan Ibu dan bayi itu melakukan studi terhadap 13 ribu Ibu di Indonesia dengan metode FGD, survei, dan wawancara. Hasilnya, sebanyak 63% ibu mengaku sering merasa khawatir selama hamil dan menyusui. 27% ibu mengatakan kadang-kadang merasa khawatir dan 10% lagi jarang khawatir.
Selain dipicu karena tidak adanya pengalaman serta informasi yang cukup mengenai kehamilan, melahirkan, menyusui, hingga mengurus anak, ada aspek biologis dari rasa kekhawatiran tersebut. Di mana hormon ibu sedang tidak stabil ketika menjalani masa transisi tersebut sehingga emosi ibu juga naik turun.
Untuk mengatasi kekhawatiran tersebut, tak sedikit ibu mencari pendamping yang dianggap mampu menenangkan dan memberikan informasi penting. Mulai dari meminta ibu sendiri dan keluarga untuk mendampingi hingga meminta bantuan profesional seperti doula.
Doula Sudah Ada Sejak Era 1970
Jasa doula di Indonesia memang baru populer dalam beberapa tahun belakangan ini. Namun, sebetulnya doula sudah ada sejak zaman dahulu. National Museum of African American History and Culture (NMAAHC) mencatat sosok doula sudah dikenal masyarakat Amerika Utara sejak 1970-an.
Para ibu di masa tersebut mencari dukungan emosional yang bisa mendampingi mereka menjelang momen melahirkan. Sosok doula dahulu dikenal sebagai kerabat perempuan yang dapat menemani selama masa kehamilan dan membantu saat proses persalinan. Doula mulai populer di era 1980-an dan pada tahun 1992 terbentuklah organisasi Doulas of North America.
Organisasi ini bertujuan melatih doula untuk mendukung serta mendampingi keluarga dan ibu menjelang waktu bersalin hingga pasca persalinan. Di tahun 2004, Doulas of North America diresmikan menjadi DONA Internasional yang melatih lebih banyak doula dari berbagai negara.
Di Indonesia, Doula Adalah Transformasi Dukun Beranak
Istilah doula memang masih terdengar baru, bahkan asing bagi sebagian orang. Padahal, masyarakat sudah mengenal sosok doula sejak puluhan tahun yang lalu. Hanya saja, kita lebih mengenalnya dengan sebutan dukun beranak. Jika dilihat dari perannya, doula dan dukun beranak memiliki tugas hampir sama.
Menurut Jurnal penelitian berjudul “Peran Dukun Bersalin Tradisional dalam Perawatan Kehamilan, Pertolongan Persalinan, Perawatan Pascapersalinan, dan Kepercayaan”, dukun beranak di masa lalu sangat berperan penting dalam kehamilan ibu hingga pasca melahirkan.
Pada masa kehamilan, dukun beranak memberi layanan berupa pijatan di perut dengan tujuan untuk membuat ibu hamil rileks. Bahkan, mereka adalah orang pertama yang dituju masyarkat pada masa itu untuk mendapatkan nasihat seputar kehamilan dan melahirkan.
Sambil memberikan nasihat, dukun beranak juga mengelus-elus perut ibu hamil sehingga menimbulkan rasa nyaman. Pada tahun 1994, orang-orang lebih memilih dukun beranak daripada bidan. Meskipun waktu itu bidan sudah ada di pelosok-pelosok desa, tetapi masyarakat lebih senang datang ke dukun beranak.
Salah satu alasannya yaitu dukun beranak dianggap lebih dekat dan akrab. Masyarakat bisa mendatangi kapan saja dukun beranak, berbeda dengan bidan yang hanya melayani di saat jam kerja saja. Di masa itu, bidan selalu pulang dari tempat dinasnya setiap sore.
Sementara itu, dukun beranak selalu melayani jika ada masyarakat yang bisa datang sewaktu-waktu. Bahkan, dari 196 ibu bersalin yang disurvei, sebanyak 41% mengaku dukun beranak berpengalaman dan 16% lainnya merasa aman dengan pelayanan yang diberikan.
Fase Ditinggalkannya Dukun Beranak
Seiring berjalannya waktu, dukun beranak kini mulai ditinggalkan masyarakat. Sejarawan dari Institut Agama Islam Negeri Surakarta, Martina Safitry mengatakan masyarakat mulai meninggalkan dukun beranak karena ada perubahan makna dalam memandang dukun. Dahulu, dukun dimaknai sebagai profesi seseorang yang ahli dalam bidang kesehatan. Selain dukun beranak, ada juga dukun sunat, dukun jiwa, sampai dukun jamu.
Namun, kini masyarakat memaknai dukun sebagai hal yang berkaitan dengan mistis dan mantra. Bahkan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memaknai dukun sebagai orang yang memberi jampi-jampi, mantra, dan guna-guna. Perubahan gaya hidup serta perspektif masyarakat yang terpengaruh oleh Barat juga turut membuat dukun beranak tidak lagi dipercaya.
“Seiring dengan masuknya pengobatan modern dari Barat, profesi dukun dipandang negatif, tidak higienis dan tidak berdasar pada ilmu pengetahuan,” kata Martina.
Masyarakat saat ini lebih memilih dokter dan bidan untuk mendapatkan perawatan medis sejak masa kehamilan hingga proses bersalin. Sedangkan untuk mendapatkan bantuan secara psikologis dari aspek emosional, para Ibu bisa menggunakan jasa doula.
Dilihat dari historinya, dukun beranak dan doula memiliki kedekatan emosional yang dalam dengan para ibu. Keduanya tidak hanya mempersiapkan diri ibu untuk proses persalinan, tetapi juga mendampingi setelah persalinan.
Peran Penting Doula untuk Ibu
Meskipun berperan mendampingi ibu dalam proses persalinan hingga pascapersalinan, tetapi doula dan bidan itu berbeda. Doula tidak memberikan saran atau petunjuk yang berkaitan dengan medis. Peran doula lebih ditujukan untuk membuat ibu hamil merasa nyaman secara fisik dan mental sehingga siap menjalani proses transisi dari masa kehamilan hingga mengurus anak.
Popularitas doula tentunya tidak muncul begitu saja. Permintaan ibu hamil untuk didampingi terus meningkat karena peran doula terbukti mampu mengurangi berbagai risiko. Studi tahun 2012 yang dipublikasikan dalam jurnal Continuous support for women during childbirth menyebutkan bahwa doula dapat mengurangi komplikasi kelahiran, dan juga mempercepat proses kelahiran.
Studi ini melibatkan lebih dari 15 ribu wanita hamil yang merasakan manfaat dari pendampingan doula. Hasil studi menemukan fakta bahwa ibu yang didampingi doula dapat melahirkan secara normal dan cenderung merasa puas atas proses bersalinnya. Selain itu, waktu lahir mereka juga cenderung singkat dan tidak melakukan operasi sesar.
Menurut Centers of Disease Control (CDC), ibu yang didampingi doula juga menghadapi risiko lebih rendah memiliki bayi dengan berat badan ringan. Bahkan, tingkat risiko ini empat kali lebih kecil kemungkinannya. Tak hanya itu, tingkat risiko komplikasi medis bayi dan ibu juga lebih rendah dua kali lipat jika ibu menggunakan jasa doula.
Mengenal Karakteristik Doula
Doula adalah sosok bersahabat bagi ibu hamil. Ia tidak hanya menjadi pendengar yang baik dalam menanggapi keluh kesah ibu, tetapi juga membimbing dan memberikan informasi mengenai kehamilan hingga mengurus bayi. Dengan pendampingan secara emosional, doula mempersiapkan ibu sebagai sosok yang siap menjadi orang tua.
Untuk meminta bantuan doula, ibu harus mengenal terlebih dahulu karakteristiknya. Sebab, ada dua karakter doula yang memiliki peran berbeda. Antara lain yaitu:
1. Birth Doula
Birth doula berperan memberi pendampingan ibu hamil hingga membantu persiapan bersalin. Persiapan yang dibantu oleh doula tentunya dalam hal emosional serta persiapan fisik sehingga ibu merasa nyaman saat melahirkan. Selain itu, birth doula juga dapat membantu ibu berkonsultasi dengan dokter menjelang proses bersalin.
2. Pospartum Doula
Berbeda dengan birth doula, pospartum doula berperan untuk membantu ibu menyesuaikan diri setelah memiliki anak. Penulis buku The Process of Parenting, Brook menyampaikan bahwa banyak hal yang perlu dipersiapakan untuk menjadi orang tua. Selain aspek sosial dan finansial, ibu yang baru melahirkan juga harus siap dari segi psikologis dan kognitif.
Lalu, apa yang dilakukan postpartum doula untuk membantu ibu pasca melahirkan? Mengutip dari Healthline, doula membantu pemulihan fisik dan emosional ibu. Meskipun doula tidak memberikan pertolongan medis, tetapi mereka dapat menjadi sumber informasi penting. Doula akan memberikan dukungan dan informasi mengenai cara mengasuh bayi.
Jadi apa kamu sudah memiliki doula?
Sumber:
- https://nmaahc.si.edu/explore/stories/historical-significance-doulas-and-midwives
- https://www.healthline.com/health/pregnancy/postpartum-doula#definition
- https://www.dona.org/what-is-a-doula/
- https://www.staffingattiffanies.com/2022/03/02/history-of-the-doula/
- https://tirto.id/cAzr
- https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190808201806-255-419681/studi-semua-ibu-khawatir-saat-hamil-dan-menyusui
- https://magdalene.co/story/dukun-beranak-dulu-jadi-tumpuan-ibu-melahirkan-sekarang-tersisihkan