Angka kehamilan dan kelahiran meningkat 10 persen pada saat masa pandemi, menurut. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN mengungkapkan.
Putusnya penggunaan alat kontrasepsi menjadi masalah. Sayangnya, kontrasepsi hingga saat ini masih dipandang sebagai tanggung jawab perempuan saja.
Berdasarkan data (BKKBN) yang dihimpun tahun 2019, penggunaan alat kontrasepsi masih didominasi oleh perempuan yaitu sebanyak 96,7%. Sisanya, atau sekitar 3,3% digunakan oleh laki-laki. Dari data tersebut, kita bisa melihat adanya ketimpangan. Padahal, menunda kehamilan adalah tanggung jawab bersama ibu dan ayah.
3 Alasan Kenapa Laki-laki Menghindari Kontrasepsi
Apa yang menyebabkan kontrasepsi kurang diminati kaum lelaki? Pertama, produk kontrasepsi untuk laki-laki tidak sebanyak kontrasepsi perempuan. Berbeda dengan kontrsepsi perempuan yang lebih beragam seperti pil, IUD, implant, dan kontrasepsi suntik. Alat kontrasepsi yang bisa digunakan laki-laki hingga saat ini hanya ada dua jenis, yaitu kondom dan vasektomi.
Di mana vasektomi kini bisa dilakukan dengan dua metode, yaitu menyuntikan Vasalgel ke saluran sperma untuk mencegah ejakulasi dan menggagalkan pembuahan. Kemudian, ada vasektomi dengan metode pembedahan untuk mengikat saluran sperma.
Kedua, penelitian mengenai kontrasepsi laki-laki juga tidak sebanyak penelitian kontrasepsi perempuan. Menurut laporan Tirto.id, selalu ada alasan untuk menghentikan penelitian tersebut. Para peneliti berdalih kontrasepsi laki-laki memberikan efek samping.
Misalnya, Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism menyebut bahwa 50% dari 320 partisipan yang terlibat dalam uji coba kontrasepsi suntik laki-laki mengalami masalah pada kulit wajah seperti timbul jerawat. Kemudian, 38% mengalami gangguan seksual, 25% partisipan mengeluh nyeri di tempat suntikan, dan 15% lainnya mengalami nyeri otot.
Ketimpangan penggunaan alat kontrasepsi tidak serta-merta menunjukkan bahwa kontrasepsi perempuan lebih aman. Efek samping yang ditunjukan dari hasil uji coba kontrasepsi laki-laki juga dirasakan oleh perempuan. Kalau ibu sendiri, merasakan efek samping yang seperti apa?
Penyebab ketiga yang mempengaruhi minat laki-laki terhadap kontrasepsi yaitu adanya stigma atau pandangan negatif. Kampanye kondom sebagai pencegah HIV membuat laki-laki merasa tidak nyaman saat membelinya di supermarket atau apotek karena khawatir dipandang sebagai pria nakal. Peneliti Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM Issac Tri Oktaviatie, juga menyoroti hal yang sama.
Masyarakat kita masih memandang kondom sebagai hal yang tabu dan dapat mengurangi kenyamanan saat berhubungan seksual. Dari hasil studi yang pernah dilakukannya, kontrasepsi dipersepsikan sebagai bentuk pengkebirian dan akan mengurangi kekuatan pria. “Masyarakat masih mempersepsikan KB merupakan tanggung jawab perempuan,” ujarnya.
Kontrasepsi Perempuan Tak Selalu Berhasil
Bu, tak apa jika kamu bersedia menggunakan kontrasepsi atas keinginan sendiri. Namun, sebaiknya hal ini didiskusikan terlebih dahulu dengan suami. Apalagi, jika memiliki riwayat medis yang memungkinkan ibu tetap bisa hamil walaupun sudah menggunakan kontrasepsi. Apakah ibu tahu kalau kontrasepsi itu bisa gagal?
Ibu yang menderita penyakit hematum, TBC, dan ayan berisiko mengalami kegagalan kontrasepsi. Selain itu, salah memilih jenis kontrasepsi juga bisa mengurangi manfaat kontrasepsi. Hal ini dikarenakan setiap orang memiliki kondisi kesehatan dan riwayat medis yang berbeda. Maka, penting untuk mendiskusikan hal ini dengan dokter dan tentunya suami.
Ajak Ayah Berencana
Bu, jangan merasa bersalah jika tidak bisa menggunakan kontrasepsi karena alasan medis, merasa tidak nyaman, atau sudah mencobanya tetapi masih belum bisa menunda kehamilan. Ingat, kontrasepsi adalah tanggung jawab bersama antara ibu dan ayah.
Ajak ayah berencana untuk ikut aktif berkontrasepsi, baik menggunakan kondom maupun vasektomi. Berikan ayah informasi serta pemahaman yang cukup mengenai kontrasepsi laki-laki. Dengan begitu, Ia bisa memberikan keputusan terbaik tanpa pengaruh mitos dan stigma negatif kontrasepsi.
Sumber:
- https://mediaindonesia.com/humaniora/435243/permintaan-alat-kontrasepsi-modern-diprediksi-meningkat
- https://tirto.id/sejarah-kb-dan-ide-dua-anak-cukup-dari-era-sukarno-sampai-soeharto-ecJj
- https://tirto.id/menuju-dunia-yang-adil-berkontrasepsi-gmwW
- https://tirto.id/saatnya-pria-turut-aktif-berkontrasepsi-clXG
- https://www.ugm.ac.id/id/berita/4058-minim-informasi-partisipasi-pria-untuk-kb-rendah
- https://dinkes.surabaya.go.id/portalv2/blog/2011/05/09/telusuri-penyebab-kegagalan-kb-suntik/