Karena mahal dan langka, minyak goreng kini jadi rebutan bak barang mewah. Sebenarnya kenapa sih orang Indonesia tidak bisa lepas dari gorengan?
Menggoreng adalah teknik memasak yang digemari masyarakat Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Maka, tak heran jika makanan yang digoreng menjadi favorit orang Indonesia. Bahkan, ada penjelasan logisnya juga mengapa gorengan dianggap enak, loh!
Menurut Chef sekaligus seorang penulis kuliner, Kevindra Soemantri, makanan enak adalah makanan yang memainkan sebanyak mungkin pancaindera. Dengan indikator ini, gorengan bisa dikatakan sebagai makanan enak karena memainkan 3 indera. Yaitu, indra pendengaran dari suara ‘kriuk’, indra perasa karena teksturnya garing, lalu indra pengecapan dari rasanya yang gurih.
Itulah mengapa ketika gorengan sudah dingin, rasanya seolah-olah telah berubah. Padahal, rasanya masih sama. Ketika sudah dingin, gorengan tidak lagi menjadi makanan yang menarik karena tidak bisa memainkan indera pendengaran (suara ‘kriuk’) dan indera perasa (teksturnya yang garing).
“Karena yang dicari kita itu kompleksitas dalam mulut seperti kerenyahan dan suara yang ditimbulkan,” ujarnya.
Selain soal rasa, minyak goreng juga bagian dari budaya kita loh, bu. Sebelum ada industrialisasi minyak sawit, masyarakat sudah menggoreng dengan minyak kelapa. Penggunaan minyak kelapa mulai ditinggalkan karena proses pembuatannya yang rumit.
Sementara itu, Indonesia merupakan negara penghasil sawit terbesar sehingga saat ini masyarakat lebih memilih minyak sawit untuk menggoreng.
Meskipun enak, makanan yang digoreng dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan kita. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam British Medical Journal (BMJ) pada 2019 lalu menunjukkan bahwa wanita yang mengonsumsi gorengan setiap hari berisiko 8% lebih tinggi menghadapi kematian dini karena penyakit kardiovaskular.
Selain itu, gorengan juga dapat meningkatkan kadar kolesterol, menyebabkan kanker dan penyakit jantung.
Untuk menghindari risiko tersebut, jangan menggunakan minyak secara berulang. Kemudian, masukan makanan ketika minyak sudah benar-benar panas untuk mengurangi minyak yang masuk ke makanan.
Lebih baik lagi mengurangi memasak dengan minyak goreng dan menggantinya dengan cara dikukus atau direbus. Supaya ibu bisa mengurangi konsumsi minyak dan pastinya lebih hemat.
Sumber:
- https://tirto.id/gorengan-bentuk-kecintaan-dan-toleransi-orang-indonesia-cK1w
- https://www.vice.com/id/article/wxdjex/william-wongso-jelaskan-sejarah-dan-alasan-tradisi-menggoreng-berbagai-jenis-makanan-di-indonesia
- https://gaya.tempo.co/read/1456238/suka-gorengan-awas-risiko-kematian-dini/full&view=ok
- https://hellosehat.com/nutrisi/tips-makan-sehat/bahaya-makan-gorengan/