Apa yang pertama kali kalian pikirkan saat membayangkan proses melahirkan? Rasa nyeri yang luar biasa, kontraksi, atau jeritan karena tak tahan menahan sakit? Wajar kok, bu kalau berpikiran seperti itu. Menurut studi yang dilakukan STIKES Mamba’ul ‘Ulum Surakarta, 90% proses persalinan disertai rasa nyeri, 37% dari proses persalinan juga diikuti rasa nyeri hebat.
Ashtra Ashri Dymach juga sebelumnya tak pernah membayangkan proses persalinan bisa berlangsung dengan nyaman. Setelah mengetahui tentang Doula, bayangan menakutkan saat melahirkan seolah hilang.
Waktu itu, Ashtra sedang mengandung anak pertamanya. Ia tidak pernah berencana menjadi Ibu. Ashtra juga memiliki pengalaman tidak menyenangkan di rumah sakit karena harus merawat kakaknya yang mengidap kanker. Ia mencari cara untuk bisa melahirkan dengan aman dan nyaman. Saat kehamilannya menginjak usia 5 bulan, mantan jurnalis itu bertemu dengan pendiri Yayasan Bumi Sehat, Robin Lim di Bali.
Informasi mengenai proses melahirkan yang nyaman perlahan Ia dapatkan dari Robin. Ia juga sempat diajak berkeliling di Yayasan Bumi Sehat dan melihat langsung perempuan yang melahirkan. Ashtra terkejut karena melihat proses melahirkan yang berbeda.
“Wah, aku belum pernah, nih lihat lahiran seperti ini. Perempuan ini lahir dipeluk, disayangin, terus ada lagu-lagunya gitu,” ucapnya.
Pengalaman tersebut membuat Ashtra percaya bahwa melahirkan bisa dilakukan dengan nyaman. Founder HaloIbu ini juga memutuskan untuk menggunakan jasa Doula sebagai pendamping saat melahirkan. Tidak berhenti sampai situ saja, Ia juga ingin membagikan pengalamannya dan memberi dukungan kepada perempuan lainnya.
“Aku juga mau bantuin perempuan lain. Kayaknya mereka berhak tahu. Mereka bisa melahirkan dengan aman, nyaman dan didukung,” ujarnya.
Langkah awal Ashtra menjadi Doula dilakukannya dengan membentuk support system untuk perempuan bernama ‘Lingkaran Ibu’. Menurutnya, perempuan perlu memiliki banyak teman perempuan untuk saling berbagi dan mendukung. Di Lingkaran Ibu, Ashtra juga berusaha membuat ruang agar perempuan bisa membuka perasaan dan hatinya sendiri.
“Dari situ aku merasa butuh skill lagi buat beneran jadi Doula,” tuturnya.
Karena masih merasa belum cukup dengan pengetahuan yang dimilikinya saat itu, Ashtra memutuskan untuk mengikuti training dan pendidikan dari DONA Internasional. Di tahun 2017, Ia mengikuti sertifikasi dan resmi menjadi Doula.
Ashtra bercerita, ada satu pengalaman menarik ketika Ia berperan menjadi birth doula. Ia mendampingi klien selama berjam-jam untuk melahirkan. Sambil menunggu pembukaan, Ia memutuskan pulang. Namun, di tengah perjalanan pulang Ashtra kembali dihubungi karena pembukaannya sudah naik dan klien dikabarkan akan segera melahirkan. Akhirnya, Ashtra putar balik untuk kembali ke rumah sakit.
“Ada juga momen-momen kayak dicengkram, dicubit. Tapi entar udahannya aku sama klien bisa ketawa-ketawa bareng lagi ingat momen ini,” tuturnya.
Menjadi Doula bukan panggilan kantong, tapi panggilan hati untuk Ashtra. Pekerjaan penuh makna untuk membantu perempuan, tanpa mengenal waktu kontraksi bisa datang kapan saja. Pada malam hari, maupun dini hari, doula siap datang ke rumah sakit, rumah maupun klinik.
“Pada momen Ibu memegang bayi pertama kali, ah…itu rasanya magis. Semua perjuangan Ibu dan bayi bertemu pada titik itu. Saat kedua mata Ibu dan bayi bertemu, aku pasti nangis…”, ujar Ashtra dengan lembut.
