Dari Rasa Kehilangan si Buah Hati
Penulis dan ilustrator Sessa Xuanthi
Disclaimer: Tulisan ini panjang, tapi bila Ibu memiliki teman yang kehilangan anaknya, atau Ibu kehilangan anak, you will love to read all of it. A gift for all mother from Sessa, HERSTORY.
Tulisan ini hanya sekedar curhatan ibu yang ditinggalkan bayi kesayangannya pada hari Selasa, 20 Januari 2016 lalu. Tulisan ini bisa saja meringankan beban sesama ibu-ibu senasib denganku. Tulisan ini semoga menginspirasi untuk selalu percaya dengan daya magis bersyukur. Tulisan ini hanya beberapa hal yang aku lakukan untuk meringankan beban kehilangan si tersayang, bukan melupakannya semoga meringankan sesama ibu-ibu senasib. Sembilan tips dari pengalaman saya mencoba move on dari kehilangan Alinea.
1. Bertanya dan Membaca Buku
Sampai dengan tulisan ini dibuat, saya masih bertanya-tanya tiada henti. Kenapa ya? Why why why? Harus banget yah? dan sebagainya, dan sebagainya, dan lain-dan lain. Awalnya saya rajin bertanya pada pemuka agama ( ustad dan pastor ). Saya juga rajin cari di google. Dan pastinya saya melahap banyak sekali buku. Yang sebenarnya selain mencari jawaban, ternyata juga tempat pelarian. Stress relief.
Sampai dengan tulisan ini dibuat, saya belum menemukan semua jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya sejak almarhumah meninggal. Malah tambah terus pertanyaannya. Sebagian terjawab menenangkan. Sebagian lagi, tidak. Akhirnya saya biarkan saja. Universe juga perlu misteri mungkin.
Saya menikmati saja momen seperti ini. Life is too short to be wasted in finding answer. Just enjoy the questions. Terpuruk itu alami manusiawi. Yang terpenting adalah bangkit kembali. Dan buku adalah salah satu pemicu agar aku bangkit lagi.
2. Menulislah
Write hard and clear about what hurts. Menulis meringankan beban. Lagi-lagi salah satu medium untuk stress relief. Mengalirkan apa yang membuat sesak dan penuh. Seolah ngobrol dengannya.
Menulislah dimana saja. Di buku, gadget, atau bahkan di social media. Asalkan kita sadar dan paham antara curhat dan berbagi. Menulislah dengan kesendirian. Di tengah orang-orang asing, mempermudah proses healing.
Kesendirian akan menemukan cinta yang kedatangannya mungkin luput perhatian
Kesendirian memahami dan menghargai cinta yang telah pergi
Kesendirian bisa memutuskan, layakkah meminta cinta yang telah pergi itu untuk kembali?
Atau sebaliknya, biarkan dia berlalu dan membuka lembaran baru lagi..
- Paulo Coelho
Yakini saja orang paling hebat di dunia pasti sudah pernah mengalami semua fase kehidupan. Tapi dia tidak kehilangan harapan untuk menjadi lebih baik dari sekarang. Itu kan gunanya hidup? Menjalaninya dan memiliki pengharapan.
3. Jalan-jalan
Jalan-jalan membuat rileks. Just go! Piknik. Ketemu orang asing. Liat tempat baru. Mencoba hal baru. Apapun kemanapun. Jalan-jalan membuat lebih terang. Karena sejalannya waktu selalu ada instrospeksi diri. Tempat baru membuat banyak berpikir tentang hidup.
Nikmati momen-momen kehilangan ini.
Sendiri.
Berdua suami.
Bertiga dengan si sulung, Aikia.
Atau beramai-ramai dengan keluarga dan sahabat.
Sekarang meyakini saja. Setiap orang punya jatah sedih dan bahagia sendiri-sendiri dengan waktu sendiri-sendiri. Saya?
Kebetulan jatah gembira dan jatah sedihnya, berdekatan.
Itu mungkin yang memaksa kita harus bersyukur setiap hari. Itu mungkin yang disebut misteri Ilahi. Kita gak pernah tau besok akan ada apa. Siapkan saja hati yang lapang. Pikiran yang jernih. Langkah ringan. Dan kerendahan hati. Kembali berani dengan yang akan datang berikutnya. Sampai saya tahu bahwa saya sudah berada di jalan yang benar untuk nanti berkumpul kembali semua dengan kesayangan.
Terima. Mengalir. Tersenyum. – Gde Prama
4. Cinta Mendoa
Tidak ada frase mendoa. Saya hanya menggabungkan antara mendoakan dan berdoa. Untuk bayiku yang meninggal di usia 9 bulan tanpa tahu apa itu agama.
Saya dan suami adalah pasangan berbeda agama. Sejak kami pacaran dan menikahpun ada saja yang intervensi agar kami berpisah. Kami dianggap tidak layak berpasangan karna berbeda agama. Bukannya mendoakan malah khawatir bubar jika kami tetap menikah. Entahlah buatku mereka dangkal dan minim rasa kemanusiaan.
Sampai dengan si cantik Alinea meninggal, hal tersebut terulang kembali. Dipertanyakan dan diributkan lagi cara prosesi pemakaman dan cara mendoakannya, karna kami orangtua berbeda keyakinan.
Ya Tuhan. Kembali aku bertanya.
Apakah Kamu telah membuat semua orang menjadi percaya diri bahwa dirinya adalah Kamu? Sampai mereka yakin banget kalau doa tidak akan diterima jika dilakukan dengan cara yang itu bukan yang ini. Bukankah itu urusan-Mu yang menentukan doa siapa dan doa apa yang akan Kau terima?
Hmm..
Aku dan papamu hanya ingin mendoakanmu sayangku, Alinea.
Kami sangat ngotot, atas nama CINTA untuk tidak putus mendoakanmu.
Melalui doa/misa arwah di gereja, tahlilan setiap hari, pengajian di 7 hari dan 100 hari. Semua kami lakukan karena tidak tau lagi cara menyampaikan rasa sesal, rasa syukur dan rasa cinta kami kepada kamu dan Kamu, Ya Allah.
Jadi menurutku.
Cinta bukan selalu milik agama Islam. Cinta juga bukan beragama Katolik. Cinta tidak memiliki agama dan suku.
Cinta datang dengan bebas. Cinta tidak bisa dikendalikan oleh kehendak kita.
Cinta mendekatkan. Cinta mengubah. Cinta menyembuhkan. Cinta mengikhlaskan.
Cinta menarik kita padanya dan tidak membiarkan kita menarik dirinya.
Jadi menurutku.
Cinta adalah keyakinan itu sendiri.
Cinta bukan pertukaran. Cinta tumbuh karna kontradiksi. Cinta bertahan karna konflik. Cinta menghargai. Cinta membiarkan masing-masing tumbuh dengan caranya sendiri. Cinta menaruh keyakinan pada orang lain. Cinta bukan tindakan menyerahkan diri.
Jadi menurutku.
Cinta solid karna pernah sakit. Cinta kuat karna perbedaan. Cinta tak kuat dengan kekakuan. Cinta jauh dari keras kepala. Cinta tak tumbuh dari ketidaktahuan. Cinta jauh dari kedangkalan.
Cinta terbentuk karena keluwesan. Cinta tidak goyah oleh ragam pendapat. Cinta menerima pendampingnya tanpa syarat.
Cinta abadi karna dia terus berubah, dan bukan tetap sama.
Jadi menurutku.
Dalam setiap perpisahan selalu tersembunyi pengharapan.
Dan lebih baik pernah mencintai dan kehilangan daripada tidak pernah mencintai sama sekali.
Karna semakin kuat dan solid menghadapi kamu yang tidak tau Cinta.
Aku mendoakan orang-orang yang tidak mengenal cinta.
Aku mendoakan orang-orang yang kehilangan cinta.
Aku mendoakan kamu yang belum menemukan cinta.
5. Menangislah
Bingung ketika aku menangisi jenazah anakku, banyak orang yang menghibur dengan berbisik, “ sshh.. Sudah jangan menangis”.
Salah satu cara melewati kesedihan dan menikmati masa berkabung adalah dengan menangis! Bukan hanya menangis adalah ungkapan kesedihan, tapi juga lebih kepada agar mengerti “arti kehilangan”. Maka, ekspresikan saja rasa cinta yang kita punya. Mau berlebihan atau hanya diam saja juga bebas. Yang penting, hormon sedih itu harus dilepaskan. Menangis bukanlah tanda perlemahan. Menangis sungguh manusiawi.
Semua beban ketegangan, kekakuan di badan, rasa penat, perasaan hati yang hancur, wajib dilepaskan agar peran badan lebih ringan dan kembali normal. Setiap ibu yang kehilangan anak, memiliki irama duka yang berbeda. Setiap keluarga memiliki cara sendiri menghargai kehilangan. Hormatilah momen berduka itu. Karna kami hanya ingin dipeluk, tidak mau dan tidak ingin dinasihati apalagi di-judge!
Bersyukurlah masih bisa menangis. Tandanya kita masih punya perasaan. Semua musibah buruk dan semua rejeki baik, memiliki perayaan yang berbeda. Yang penting menyadari, bahwa kejadian baik adalah energi untuk memotivasi. Kejadian buruk adalah pelajaran untuk semakin tau diri.
Saya yakin, tidak ada takdir yang lebih baik dan lebih buruk. Setiap orang memiliki anugrah dan cobaan yang dibutuhkan untuk melengkapi jalan hidupnya sendiri. Kita hanya perlu bersiap saja dengan cobaan dan keriaan yang berikutnya.
All change will be challenged.
Specially in the beginning.
Be prepared.
Be kind.
6. Lewati Bersama Keluarga
Keluarga memberikan ketenangan dan tanda bahwa saya tidak sendirian. Apalagi Puji Tuhan, saya masih punya suami yang selalu melindungi dan sayang keluarga juga anak laki-laki yang sehat dan bahagia.
Rasa cinta dan support keluarga sangat tak terbatas. Meskipun beberapa banyak yang malah nge-judge dan mencap saya ibu yang kurang ger-cep atau ibu yang tidak perhatian anak dan seterusnya . Awalnya saya bingung diomelin dimarahin oleh kakak saya atau ibu mertua atau saudara yang lain. Bingung karena anak saya baru saja meninggal, saya baru saja kehilangan dia, tapi ternyata saya masih harus dimarah-marahin dan disalahkan atas penyebab kematiannya juga. Hmm
Sedih. Sakit hati. Bingung. Jengkel. Capek.
Tapi akhirnya saya dan suami menganggap itu semua hanya ungkapan/ekspresi duka mereka. Bahwa mereka tidak sungguh-sungguh menyalahkan kita sebagai penyebab kematian. Mereka juga sedih, hanya gak sadar nge-judge orangtua almarhumah tidak akan merubah takdir.
Kasih keluarga yang berlimpah selalu mendatangkan keberuntungan. Menumpuk kebencian hanyalah membawa perpecahan keluarga. Semua sama-sama kehilangan. Sama-sama gak tega melihat bayi masih 9 bulan sudah harus pergi untuk selamanya. Meski berat kini kami sama-sama move on. Sama-sama belajar sabar satu sama lain. Belajar mengatur duka. Menularkan damai. Memberikan dukungan dan energi positif . Dan saling menjaga.
Agar kelak jika sudah waktunya kami semua bersama-sama berkumpul kembali di surga.
As the bible says,
In this family, we tell the truth.
Be true to each other.
Encourage one another.
Comfort one another.
Forgive and forget. Count our blessings.
And We love one another
7. Lewati Bersama Teman
Teman sejati adalah orang yang “dilahirkan untuk waktu kesesakan”.
Lucky me, saya punya teman banyak sekali. Teman-teman yang sudah hadir di hati jauh sebelum social media itu ada. Teman-teman yang bersama mengalami semua milestone kehidupan kami masing-masing. Momen manis dan pahit kami alami bersama. Teman-teman yang sudah seperti keluarga. Yang selalu menghargai pilihan kita. tidak lagi protes dan menghakimi. Yang ada kini selalu mendukung. Melindungi. Menyayangi. Meskipun kami sangat sulit bertemu secara fisik, tapi semua pengalaman dan pertemanan yang memakan waktu panjang ini membawa kami ke dalam hubungan yang paling dekat. Dengan sendirinya kami belajar memilah kenangan yang bermanfaat dari yang tidak perlu. Dan yang terpenting, bersiap hadir dan memeluk saat musibah paling dasyat itu terjadi.
Seperti itulah teman yang saya punya.
8. Jangan Buang Kenangan
Awalnya saya enggan menyimpan barang-barang milik almarhumah. Saya kasih-kasih ke orang lain buru-buru. Karena jadi sedih terus. Sakit banget rasanya setiap mengingatnya.
Tapi lama-lama barang-barang yang tersisa sekarang menjadi medium untuk selalu bersyukur. Pernah memiliki dia, pernah melahirkan dia, pernah mengurus dengan cinta dan kasih. Mendingan pernah mencintai kan daripada gak sama sekali?
Kini tersisa hanya kenangan dan momen indahnya.
Sekarang hidup lebih tenang dan memprioritaskan untuk memanfaatkan momen sebaik-baiknya bersama keluarga. Mengurangi kesibukan untuk merancang masa depan dengan lebih fokus menikmati yang terjadi hari ini bersama keluarga. Kini mewujudkan mimpi masa depan tidak lagi seambisius dulu, sesuai kemampuan saja. Mencoba tanpa dibatasi kekecewaan masa lalu. Untuk akhirnya tidak menyesal pernah punya kenangan manis bersama kesayangan.
Sekarang juga tidak hanya diam menunggu. Karena masih yakin kehidupan juga perlu hidup. Yakin hidup tetap lengkap hadir dengan banyak drama dan gembira. Karena kehidupan juga merespon hidup yang kita berikan.
Juga jadi tau diri, Tuhan memberikan kekhawatiran dan keuntungan masing-masing kepada setiap orang berbeda. Gak perlu risau menanggapi omongan orang lain. Gak perlu khawatir dengan perkataan orang lain. Menanggapinya hanya membuat lelah. Karena ada takdir yang harus dipenuhi. Juga ada kenangan yang kelak akan diingat.
Tetap menyadari segala sesuatu harus dilatih.
Latihan bersedih, bersabar, bersyukur, menerima, menjalani, tersenyum, move on juga melatih menyimpan kenangan. Yang akan selalu menjadi motivasi untuk selalu bersyukur. Selalu mengingat jalan yang benar. Untuk kelak bisa berkumpul lagi dengan semua kesayangan.
It takes huge effort to free yourself from memory
9. Move On
I AM A LUCKY MOM.
Yang tidak menyerah mencari tau arti kata ‘IKHLAS’. Karena buat saya memahaminya sangat butuh latihan. Butuh iman. Butuh perenungan. Butuh banyak ngobrol dengan-NYA.
Mungkin ikhlas itu artinya belajar tenang. Atau belajar mengalah. Atau belajar cari solusi.
Atau belajar dewasa.
Belajar tau diri.
Belajar rendah hati.
Belajar mengerti takdir.
Belajar berpikir positif.
Belajar melakukan dengan suka cita.
Belajar menerima masa kini.
Belajar meninggalkan comfort zone.
Belajar menghadapi cobaan.
Belajar menunggu sabar waktu yang tepat.
Belajar menjadi diri sendiri tanpa perbandingan.
Belajar bergembira dalam penderitaan.
Karena penderitaan membuat orang tekun.
Ketekunan membuat orang tahan uji.
Tahan uji menimbulkan pengharapan. Juga iman. Dan kasih.
Maka, ikhlaskan saja.
Semua selalu hadir tepat waktu dan tepat pada tempatnya. Kata orang ikhlas itu tanda naik kelas. Buat saya, itu hanya fase hidup yang menguatkan kemampuan.
Apapun itu buat saya saat ini ikhlas menuntut untuk move on. Melanjutkan hidup dengan lebih rileks dan nerimo. Menyusun dan menjalankan mimpi tanpa bergegas seperti dulu lagi. Menikmati momen setiap harinya demi memiliki kenangan manis di kemudian hari Mencoba lagi menjalani trakdir dan mimpi di jalan yang benar.
Banyak bersyukur atas kehilangan kesayangan kami, Alinea Jazz Xadika Dan selalu berserah pada-Nya, bahwa semua hanya pinjaman yang harus dirawat. Sambil menunggu saatnya berkumpul kembali semua bersama-sama. Terima kasih Tuhan untuk semua kesempatan hidup yang sudah Kau pinjamkan padaku.
Blessed!
Alinea Jazz Xadika,
Yang artinya si cantik yang mengawali segalanya dengan harmonis.
Dia lahir dengan lagu pengiringnya adalah Smiling Faces dari Incognito. Terbukti selama dia hidup, dia banyak senyum dan mengajari kami semua bahwa dalam kondisi apapun ketika kita tersenyum, hanya tersisa rasa damai saja.
Alinea meninggal di usia 9 bulan 18 hari,
9 bulan kemudian saya hamil anak ke-3,
Yang 9 bulan kemudian lahirlah bayi cantik putri ke-3 kami,
Artedia Live Xadika, yang artinya Bunga yang hidup.