Oleh Pipiet Noor
Di edit oleh Dian Astari
Dear ibu,
Jauh sebelum Tita lahir, saya dan suami sudah memiliki hobi traveling, kami senang untuk eksplorasi surga-surga tersembunyi di Indonesia. Sudah sejak lama saya dan suami memimpikan untuk pergi ke Pantai Ora, Ambon, di Timur Indonesia yang terkenal sebagai Molucass’s hidden paradise. Traveling sendirian, dengan teman, atau dengan pasangan adalah hal yang sangat menyenangkan, tapi saat ini kami sudah memiliki anggota baru, Tita, gadis kecil berusia 3 tahun, jadi semuanya pasti berbeda.
Perjalanan menuju pantai Ora dari Jakarta bukanlah perjalanan yang pendek, sebelum berangkat kami sempat ragu apakah Tita mampu melalui perjalanan yang sangat panjang dan menaiki berbagai moda transportasi, darat, laut, dan udara. Sebelumnnya, Tita sudah pernah ikut traveling bersama kami ke Bali, Lombok, dan Gunung Bromo.Jadi ini bukanlah kali pertama Tita ikut dalam perjalanan dan ikut ke alam bebas, tapi ini akan mejadi perjalan panjang terlama pertama buat si gadis kecil. Kami banyak melakukan observasi, mencari info di situs-situs perjalanan, tapi kami tidak berhasil mendapatkan info yang mendukung untuk bisa membawa anak kecil ke Ora Beach Resort, hingga pada akhirnya yang membuat kami yakin untuk berangkat membawa Tita , setelah kami berbincang dengan pihak admin #Orabeachresort yang mengatakan bila pemilik resort sering mengajak anak mereka yang masih kecil untuk pergi kesana. Kami akhirnya membulatkan tekat untuk membawa Tita dalam perjalanan kami.
Persiapan Mental Sebelum Berangkat
Beberapa hari sebelum berangkat kami sudah memberi tahu kepada Tita terus menerus untuk mempersiapkan mentalnya. Kami sering melemparkan pertanyaan dan pernyataan yang informatif, seperti “Tita mau liburan ke pantai nggak? Kita bisa berenang setiap hari.” Atau “Tita mau mau naik pesawat nggak? Bisa main sama kakak-kakak, dan naik kapal.” Setiap kami melemparkan pertanyaan dan pernyataan seputar rencana liburan Tita selalu menjawab dengan semngat “Tita mau!”. Selain membangun ketertarikan, kami juga mempersiapkan mental Tita untuk menghadapi situasi yang berbeda dari kesehariannya, kami memberikan pengertian bahwa ditempat yang akan kita tuju nanti tidak akan bisa mandi dengan air hangat, dan tidak akan ada jaringan internet disana, sehingga Tita tidak akan bisa mengakses youtube untuk menonton video-video favoritnya, dan Tita pun selalu menjawab “Oke ibu!”. Untuk mengantisipasi rentetan pertanyaan “Kapan sampenya?” dari Tita, kami menunjukan letak Pantai Ora di bantal bola dunia milik Tita, supaya dia bisa mendapatkan sedikit bayangan seberapa jauh tempat yang kita tuju, cara itu sangat efektif apabila anak mulai merengek saat diperjalanan, kami tinggal memberikan pengertian “Sabar ya nak, kan kemarin sudah liat di bantal bola dunia, tempatnya memang jauh, kita harus naik pesawat, kapal, terus naik mobil ke gunung.”
The Long haul
Perjalanan dimulai malam hari dari kota Jakarta, kami menempuh perjalanan udara selama 5 jam menuju Ambon, dengan 1 jam transit di Makassar. Begitu tiba Di Ambon kami singgah selama 3 jam untuk sarapan, dan melanjutkan dengan perjalanan darat selama 1 jam menuju pelabuhan Tulehu, disambung dengan 2 jam penyebrangan menggunakan kapal cepat menuju Amahai, setibanya disana kami makan siang sejenak di Masohi, dan disambung dengan 3 jam perjalanan darat yang berliku menuju desa Saleman, beberapa kali Tita mengeluh sakit perut karna dia merasa mual disebabkan jalan yang sangat berliku, tetapi setibanya di desa Saleman semuanya membaik, karena kami sudah hampir sampai di tempat tujuan. Perjalanan panjang pun diakhiri dengan 10 menit menaiki motor boat menuju Ora Beach Resort. Total kami menempuh 15 jam perjalanan dari Jakarta hingga Ora Beach.
Segala kelelahan yang disebabkan karna perjalanan panjang rasanya terbayar lunas saat kami tiba disana. Ora Beach benar-benar terlihat seperti Heaven on earth. Disana, kami tinggal di sebuah rumah kecil diatas air. Dari kamar, kami bisa melihat betapa jernihnya air, dan merasakan betapa bersihnya udara yang kami hirup, sangat jauh berbeda dari yang kami rasakan di kota Jakarta.
Kami tinggal disana selama 3 malam. Setiap hari kami berkeliling dengan perahu motor ke pulau-pulau kecil di sekitar resort. Kami selalu berangkat setelah sarapan, dan pulang sebelum senja. Betapa takjubnya saya kepada gadis kecil kami, Tita sangat menikmati perjalanan dan menepati janji-janjinya, tidak ada sekalipun kami mendengar dia rewel, Tita mau tidur siang dikapal, makan dengan lauk seadanya, bahkan bangun pagi tanpa rewel, padahal waktu di Ora, Ambon, 2 jam lebih cepat dari Jakarta, tapi Tita bisa menyesuaikan diri dengan cepat. Kami sangat kagum karena Tita menunjukan diri sebagai anak petualang yang sangat kooperatif, bahkan saya dan suami bisa puas melakukan snorkeling sementara Tita asik berenang dengan pelampungnya. Tita sama sekali tidak merasa takut untuk berenang di perairan lepas dengan pelampung, tentunya dengan penjagaan dari kami.
Perjalanan kami ke Pantai Ora, bukan hanya sangat menyenangkan, tetapi juga memberikan banyak peajaran buat kami sekeluarga, sungguh pengalaman yang tidak bisa terbayarkan oleh apapun! Perjalanan ini meningkatkan bonding kami sebagai keluarga, dan kami pun belajar banyak dari Tita, gadis kecil kami yang terus memberikan kejutan dan membuat kami kagum. Terimakasih banyak anakku.
Tips traveling dengan anak
Beberapa tips backpacking dari kami yang mungkin bisa berguna untuk ibu-ibu yang ingin melakukan perjalanan bersama buah hatinya:
- Bawa life jacket untuk anak dan ban pelampung untuk pegangan, karena tidak semua tempat menyediakan life jacket khusus untuk anak.
- Bangun kesiapan mental anak jauh sebelum keberangkatan. Gunakan metode hypnotherapy, dengan membisikan kata-kata positif menjelang anak tidur.
- Siapkan obat-obatan dan P3K standar (Paracetamol, Plester Luka, Balsam Anak)
- Siapkan camilan kesukaan anak.