Kenapa Mini? Karena hanya beberapa malam, saya suka sekali jalan-jalan yang tak buat badan capek, bangun dengan menikmati hari dan tempat yang sedang saya kunjungi. Kadang traveling macam ini memakan waktu lebih dari 10 hari, and thats how I love it, going with locals, absorb the culture. Tak perlu uang banyak, asal mau tinggal di tempat yang tidak wah. Next time, I will write about it yah!
Tanggal 24 April 2016 kemarin Mahija naik pesawat pertama kalinya. Sebenernya sudah 2 kali sebelumnya, tapi M tidak terlalu mengerti karena berusia kurang dari 1 tahun. Lalu pada tahun 24 April lalu, drum rolls, M naik pesawat dan sudah sadar. Yeay! Macam mabuk ajah yah enggak sadar hehe. Ini juga kali pertama kita naik pesawat berdua saja . M dan saya. Saya dan M. dan tas besar, ransel, dan energi toddler berusia 2,5 tahun.
Sebelum naik pesawat ada beberapa hal yang perlu disiapkan. Mental si toddler, minuman dan makanan ringan, mainan dan busy book yang akan membuat balita sibuk di pesawat. Kebetulan perjalanan ke Bali hanya memakan waktu 1 jam 45 menit, jadi tidak terlalu lama, bisa-bisa M tidur sudah bangun lagi saat sampai. Hoiya video persiapan dan suasana naik pesawat akan saya upload Selasa depan yah! Ada juga fakta-fakta bila hanya naik pesawat berduaan dengan toddler.
4 Hari di Bali
Sebenernya perjalanan ini Impromptu. Suami saya kebetulan kerja di dunia iklan dan film, jadi ada syuting di Bali, kami diajak. Karena pekerjaan suami yang liar biasa padat, selama seminggu sebelumnya Mahija hanya bertemu rata-rata 30 menit sehari. Saat malam pulang ke rumah M sudah tidur, saat pagi-pagi M belum bangun, Ayahnya sudah berangkat. Maka dari minimnya waktu keluarga, bapaknya Mahija memberikan waktu bersama di Bali, yang ternyata quanitity dari quality time tak jauh beda dari Jakarta . Hehe. Karena syuting yang padat dan waktu di Bali yang sebentar, maka perjalanan ini berubah judul:
” Petualangan Mahija dan Mami Ibu “.
Arrival day 1
Kami berangkat dari Jakarta pukul 11.40 WIB sampai di Denpasar sekitar pukul 14.00 WITA . Saranku kalau melakukan perjalanan hanya dengan anak, baiknya berangkat dan pergi saat masih ada matahari, jadi saat di Bandara tidak bingung dan capek mengurus anak dan perintilanperjalanan.
Saat ke toilet merupakan tantangan besar saat di Bandara, 1 tas backpack, dan 1 toddler perlu di bawa kemana-mana. Saya agak menyesal bawa backpack, lebih baik bawa tas koper dengan roda bila hanya berdua anak. Karena bandara di Indonesia belum ada toilet Ibu dan anak, dan hanya toilet biasa yang kecil-kecil, mau tak mau saya pakai toilet untuk tunadaksa / disabled toilet. Dikarenakan muat tas dan juga toddler, Saya dan M bergantian . Saya usahakan kita bersamaan pergi toilet biar tidak bolak-balik, lamanya di dalam toilet juga dimaksimalkan. Hehe
Dengan pengambilan barang, toddler yang harus ke kamar mandi dan makan siang di Bandara Kami baru bisa keluar dari bandara sekitar pukul 15.00 WITA. Bandara Denpasar sekarang baru dan luas, pilihan makanan juga banyak. Saya merasa lebih aman berduaan saja dengan Mahija. Saat makan siang, saya memesan Uber. Perlu diingat karena di Bali Uber tidak boleh mengambil penumpang di semua tempat, maka tempat penjemputan agak jauh. Kenapa Saya pakai Uber, karena lebih murah dan fare price, saya merasa tidak dibohongi . Cukup waktu muda saja sering dibohongin cowok. Loh?
Balik lagi ke perjalanan, saat memesan Uber, saya janjian dengan supir di tempat keberangkatan domestik. Hotel kami berada di Pettitengget Seminyak, memakan waktu 45 menit dengan biaya Uber Rp. 50.000 . Biasanya naik taksi bisa hingga ratusan ribu.
Kami sampai sekitar pukul 16.00 WITA, karena tak mau menyiakan waktu, walau capek, saya dan M langsung ganti baju style Bali dan main ke pantai! Enggak mau rugi sekali Ibu ini hehe.
Perlu diingat kembali kegiatan-kegiatan di Bali ini tanpa suami. Hehe, karena suami saya lagi syuting cari duit buat beli yoghurt kalau kata Mahija.
Saya langsung memesan Uber ke pantai Double Six seminyak. Ini bukan kali pertama saya pergi ke Bali, saya bahkan sempat kerja disini,tapi semua berasa pertama lagi bila ke pergi dengan Anak. Dari hotel ke pantai memakan waktu 30 menit ditambah macet orang-orang yang sama kayak saya mau liat sunset. Maklum orang kota norak jarang liat sunset di pantai. Bayar Uber juga murah sekali hanya Rp.15.000.
Hal pertama yang Mahija katakan saat sampai pantai ” Uh….bau“, sambil tutup hidung. Haha. Memang agak bau dekat jalan raya karena melewati got. Tapi bila mendekat pantai bau hilang dan pemandangan bikin hati Lengang. Mahija langsung lari-lari sumringah ke pantai!
Karena enggak ada mba, suami, sodara, atau tempat penitipan barang, dan pantai cukup ramai, saya main dengan Mahija dengan menenteng 1 tas. Hehe. Sambil main sambil ketakutan basah.
Saat matahari tertelan gelap malam, musik dari daratan berkumandang. Kami melipir duduk-duduk di pinggir pantai. Sebelum itu, anak basah wajib diganti bajunya. Membilas Mahija di keran sebelah restoran, lalu menggantikan baju. Kebetulan saya Ibu petualang yang percaya kotor sedikit itu baik. Macam iklan yah?
So , I believe in cultivating memories and Mahija will be ok with a little vitamin sea. Saya pun agak sedikit basah, karena baju dengan bahan tipis ala-ala tropis maka kering dengan sendirinya .
Kami makan sambil mendengarkan live music. Lalu saat Thinking Out Loud dari Ed Sheeran dimainkan , Mahija berteriak ” lagu mami Ibu, pacar Mami”. Haha kita pun menari-nari disebelah bean bag. Karena Mahija memaksa kita harus menari dengan alunan lagu ini.
Our night ends here with the stars doing peek a boo, the smell Of Wet sands, with my little girl dancing to the music of the band and ocean that married in my my ears.
I wish It was like that.
Mahija sama sekali tidak rewel. Tapi memang sudah ngantuk. Karena Uber tak bisa dimana saja di Bali, makan kita berjalan hampir 1 kilometer ke jalan raya seminyak dari pantai. Di dekat pantai juga tidak ada taksi, padahal saya sudah rela mau bayar berapa saja. Dalam perjalanan menunggu Uber, Mahija minta gendong dan tertidur . Saya rasa,otot saya bertambah di lengan karena gempor bawa toddler dan tas.
Dan akhirnya sampai hotel. Ingin langsung rebahan, eh lupa, perlu mandi dan mandiin Mahija dulu. Hehe.
Day 2
Semalam kami sempat bertemu Bapaknya Mahija, sebentar . Kami satu ruangan hotel, Mahija juga sempat bertemu. Tapi semua personil capek sekali dan langsung tepar. pagi-pagi si suami sudah pergi syuting lagi.
Hari ke 2 kami bangun agak siang pukul 10.00, karena Senin saya harus ngedit video hari itu. Hehe I love making videos, tapi kalau lagi liburan , agak malas jadinya.
Kami memulai hari dengan makan di tempat favorit. Biku Bali. Kenapa saya suka tempat ini? Great food, great service, toddler friendly. Saya memesan French toast, dan Mahija Roti isi. The taste was……bomb.
Selama makan, M diberikan kertas gambar dan pensil warna untuk mewarnai. Selain itu ada beberapa mainan untuk anak mainkan dan bawa ke meja. Pelayannya juga ramah dan senang ada M. Mahija yang sekarang hobinya panggil Mas dan Mba dan langsung order sendiri ditanggapi dengan ramah. Hoiya disini juga ada hightea breakfast loh. Wah seru sekali yah. It was one Of the best date ever.
Karena saya perlu ngedit, makan siang ini kita di hotel dulu. Saat berangkat dan pulang kami menggunakan bluebird. Ternyata mereka tak masalah dengan jarak yang dekat. Kisaran harganya Rp. 15.000-20.000 untuk jarak 2-3 km.
Setelah setengah selesai ngedit, saya dan M pergi ke pantai Pettitengget . Agak sepi, tapi kurang bersih, juga tidak ada cafe-cafe bertenda gemas di pinggir pantai. Kami melihat sunset disini. Ada penelitian mengatakan melihat sunset dapat menbuat manusia lebih bahagia dan hidup lebih Panjang. It makes human conected with a greater enery.
Masih dengan membawa tas dan bermain pasir. Kami berdua basah-basahan pulang ke hotel.
Day 3
Di hari ketiga, kami akhirnya Nambah personil! Bapake Mahija sekarang sudah bisa ikut. Memulai hari dengan makan di Biku Bali, dan makan siang di La Laguna di Canggu dan mengakhiri hari bermain di pantai . Hoiya kami masih menggunakan Uber. Saat di pantai Canggu kami tak bisa pakai Uber maupun Bluebird , hanya boleh dengan taksi lokal. Maka bayarlah kami 100.000 rupiah untuk taksi lokal yang padahal hanya 50.000 rupiah bila menggunaka Uber.
La Laguna was a pretty restaurant with an ok food and rather pricey meal. If your looking for pretty place for your instagram gallery and not worry about the food, it might be best for you. Full coverage of the place in our next video next Tuesday!
Day 4
Saatnya pulang ke rumah . Karena flight malam, kami sempat ke pantai Sanur sebelum pulang ke Jakarta. Tapi hanya berdua, karena bapaknya Mahija harus kerja lagi. It was an ok day. Karena saya sudah lumayan lelah bawa toddler. Hehe. And thats our mini getaway trip. Ikut dinas dengan suami memang terdengar enak , tapi realitas capek sekali. Tapi dengan trip ini saya jadi sadar, saya bisa traveling Hanya berduaan dengan Mahija! It opens door to many Travel opportunities for us. Hello Yogya, hello Medan, hello Paris! Paris Van Java…
Hoiya, comment yah bila kamu punya cerita pengalaman jalan-jalan! I love traveling stories!