Ketika seorang perempuan mengalami kehamilan, selain kesenangan yang didapat, tentunya juga dibutuhkan beberapa penyesuaian karena ada perubahan-perubahan yang dialami. Bukan hanya saat kehamilan, setelah melahirkan pun juga dibutuhkan penyesuaian, termasuk pada rumah, pasangan, serta lingkungan sekitar kita.
40 hari setelah melahirkan adalah saat yang krusial untuk ibu. Ini merupakan masa penyesuaian untuk berbagai hal. Di masa ini juga, ibu harus banyak beristirahat dan tidak memaksakan. Di beberapa tempat, ada tradisi lokal yang tidak mengizinkan ibu untuk keluar rumah dan diberikan perawatan penuh.
Hal-hal itu dilakukan untuk memastikan diri kita sebagai ibu untuk siap terhadap perubahan-perubahan tersebut. Waktu-waktu awal setelah melahirkan memanglah berat, tapi sebetulnya ada banyak hal yang bisa kita lakukan di masa-masa ini. Apa saja?
- Masa Nifas dan Perawatan Kerampang.
dr. Ardiansjah Dara, Sp.OG., mengatakan bahwa dalam masa nifas, pasangan harus puasa berhubungan intim. Hal ini karena pascamelahirkan, perempuan masih mengeluarkan darah kotor dan organ intimnya masih membutuhkan waktu untuk mengembalikan fleksibilitasnya. Ini merupakan waktu yang rentan, karena mudah terjadi infeksi. Selain itu, dibutuhkan juga bagian kerampang (selaput antara vagina dan anus) dengan mengompres air dingin, latihan kegel, dan menggunakan pembalut serta celana dalam yang ketat.
- Diet.
Bukan hanya saat kehamilan, setelah melahirkan, ibupun membutuhkan gizi yang banyak. Terutama asupan protein, zat besi, kalsium, dan serat, hingga 2700 kalori sehari. Ini dibutuhkan agar produksi ASI bisa semakin bertambah dan tentunya menjaga kondisi tubuh ibu. Selain itu, bagi ibu yang baru saja melahirkan, banyak yang mengalami wasir, sehingga dibutuhkan banyak serat. Sebaiknya ibu juga menghindari makanan dan minuman olahan dan cepat saji.
- Olahraga.
Mungkin tubuh masih akan merasa lemas setelah melahirkan, tapi tubuh tetap membutuhkan gerakan melalui olahraga. Tidak perlu terlalu berat dan memulainya terlalu cepat, tapi usahakan untuk terus bergerak. Sebaiknya, tetap tunggu sekitar 5–6 minggu dan konsultasikan ke dokter. Olahraga bisa diawali dengan berjalan pagi bersama anak kita ataupun yoga pascamelahirkan.
- Konsumsi vitamin tambahan.
Selain mengonsumsi makanan dan minuman penuh gizi, tidak ada salahnya untuk mengonsumsi vitamin tambahan. Ibu akan membutuhkan banyak zat besi dan khususnya vitamin B, DHA, dan EPA. EPA dipercaya dapat membantu mengurangi tanda-tanda depresi pospartum. Sebagai tambahan asupan vitamin dari makanan dan minuman yang dikonsumsi, jangan lupa untuk mengonsumsi suplemen vitamin.
Salah satu yang akan dialami oleh ibu setelah melahirkan adalah adanya perubahan fisik, seperti perubahan berat badan, berubahnya bentuk badan, nyeri pada organ intim, berubahnya bentuk payudara, dll.. Para ibu baiknya sudah menyadari akan kemungkinan perubahan ini agar bisa dapat mengatur strategi untuk mengatasinya.
Selain memerhatikan kesehatan fisik, ada banyak hal lain yang bisa dilakukan untuk menjaga kondisi ibu setelah melahirkan. Hal ini juga berhubungan dengan relasi antarpasangan serta anggota keluarga lainnya. Baik kita maupun pasangan, biasanya akan membutuhkan waktu sendiri tapa bayi, segera komunikasikan dengan pasangan mengenai pembagian tugas untuk mengurus rumah maupun anak anda ya, Bu.
Biasanya, anggota keluarga lain, seperti mertua, sepupu, adik ataupun kakak, juga bersemangat untuk dilibatkan dalam urusan rumah tangga baru Anda. Namun, sering kali cara atau waktu yang diberikan tidak sesuai dengan yang kita dan pasangan harapkan. Sebetulnya, jangan ragu meminta dan mencari bantuan untuk berbagai urusan yang ada, tapi pastikan kita sampaikan apa yang dibutuhkan kita dan pasangan, sehingga bantuan yang diberikanpun tepat sasaran.
Selama masa-masa awal setelah melahirkan, ibu juga rentan terkena baby blues, yang ditandai dengan perasaan emosional dan irasional, depresi, kecemasan, dll. Jika dibiarkan, baby blues dapat menjadi depresi pascamelahirkan dan akan berpengaruh juga ke orang-orang di sekitar ibu. Jika ibu merasakan tanda-tanda ini, sebaiknya ibu segera mencari bantuan profesional.
Kesepian dan merasa sendirian juga dapat dirasakan oleh ibu, apalagi bila pasangan bekerja dan ibu sering memiliki waktu sendiri di rumah. Meski begitu, perlu diingat, bahwa pengalaman yang dialami satu ibu bisa jadi berbeda dengan ibu yang lainnya. Kita tidak bisa asal memberi penilaian pada ibu lain, justru seharusnya memberikan dukungan.
Ketika merasakan kesepian dan membutuhkan bantuan, tidak ada salahnya ibu berkumpul dengan teman-teman. Selain itu, ibu juga bisa mencari komunitas ibu untuk berbagi banyak hal dan bertanya, terutama untuk ibu baru. Salah satu komunitas ibu yang menarik untuk diikuti tentunya adalah Komunitas Haloibu yang tidak hanya aktif di media digital, tapi juga memiliki berbagai aktivitas bersama. Jadi, ibu sudah bergabung dengan komunitas mana nih?
Referensi: