Berhenti sebelum melanjutkan kembali
Perjalanan menjadi seorang ibu adalah sebuah proses panjang yang kadang penuh dengan banyak kejutan. Setiap dari kita, tentunya mengalami proses penyesuaian yang luar biasa. Lebih dari sekaedar mengubah status, dari seorang perempuan, menjadi istri, hingga menjadi ibu. Dalam setiap fasenya tentu ada segumpal perasaan dan kenangan yang muncul. Dalam menempuh sebuah perjalanan adakalanya terasa lelah dan membutuhkan waktu untuk jeda dan beristirahat sejenak sebelum melanjutkan kembali.
Salah satu cara yang ditempuh mbak Dita untuk jeda adalah dengan mengikuti sesi #MomdayMeditation. Sebagai ibu dari anak perempuan yang saat ini memasuki usia dua tahun, ada kalanya emosi menjadi terpancing ketika melihat anaknya mulai short tantrum. Dalam mengasuh anak, emosi yang dialami anak dan ibunya adalah saling timbal balik, saling berpengaruh. Memasuki usia yang bertambah, bertambah pula keinginannya untuk beraktivitas dan bergerak, sang ibu tentunya memerlukan energi yang juga jauh lebih besar untuk mendampingi anak dan di saat yang bersamaan menjalankan berbagai kegiatan. Akibatnya ketika kebutuhan anak tidak terpenuhi, ia pun akan merasa tidak nyaman dan mulai tantrum, di sisi lain ibu yang tenaganya sudah mulai terkuras, cenderung ikut tantrum, meski kadang mengabaikan berbagai emosi yang muncul dalam benaknya.
Kebiasaan menghadapi emosi dalam diri yang kerap diabaikan, mungkin sedikit banyak dipengaruhi pengalaman yang banyak dialami ketika kecil. Tidak jarang lingkungan sekitar kita abai terhadap emosi yang dirasa sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan, misalnya ketika kesal atau bersedih, seringkali kita dilarang untuk menangis ataupun meluapkan kemarahan. Karena dirasa dampaknya tidak baik atau mengganggu. Akibatnya, banyak dari kita yang mungkin bertumbuh dengan kebiasaan untuk mengabaikan perasaan yang muncul, bahkan hingga dewasa dan menjadi ibu.
Setelah rutin mengikuti #Momsday Meditation setiap minggu selama kurang lebih 4 bulan, ternyata membawa perubahan yang positif bagi Mbak Dita. Hal yang paling terasa adalah adanya perubahan mood yang signifikan. Mengapa demikian? Karena dalam meditasi selalu diajak untuk menerima segala perasaan, baik positif maupun negatif, memahami semua emosi diri. Dengan menyadari berbagai emosi yang berkecamuk, membantu untuk menyadari dan kembali mengenal diri sendiri. Sesi meditasi virtual yang dilakukan secara rutin adalah satu momen untuk kembali menyapa diri sebagai pribadi di tengah peran sebagai seorang ibu dan istri. Memberi waktu nyaman untuk diri sendiri, beristirahat sekaligus mengisi kembali energi untuk bersiap menjalani hari esok.
Dengan energi positif yang terisi, maka pengelolaan emosi menjadi lebih baik. Ketika ibu memiliki mood yang baik, maka ibu lebih memiliki ruang untuk memahami kebutuhan anak dan memberikan respon yang sesuai, sehingga anak terasa lebih kooperatif.
Mengikuti sesi meditasi lebih dari sekedar rutinitas untuk menenangkan diri, namun sebagai momen pengingat untuk memberikan waktu kembali mengenal dan mencintai diri sendiri, serta menerima berbagai hal yang terjadi dalam diri.