-
Bila sedang menjelajahi Instagram, saya suka terdampar di hashtag sensory play, permainan di rumah dan montesorri di rumah. Saya kagum dengan Ibu-ibu ini, walau kadang minder juga, hehe . Mereka suka membuat permainan untuk anak-anaknya di rumah.I love their passion.
Bayi dan Anak bila distimulasi kemampuan motorik halus dan kasar, kemampuan si anak akan dimaksimalkan dengan kebutuhannya. Contoh, waktu bayi Mahija kami sudah ajak main dengan mainan atau benda-benda berwarna cerah. Matanya Mahija akan melotot dan penasaran. Saat baru lahir, mata manusia belum sempurna. Bayi hanya dapat mengidentifikasi terang dan gelap, hitam dan putih .
Stimulasi sensori juga dilakukan dengan sentuhan. Saat menggendong anak misalnya, Anak jadi mengerti sentuhan dan pelukan yang dapat menenangkannya.
Pengalaman sensori ini dapat menyalakan otak anak . Nah, Bermain yang menstimulasi dapat memberikan struktur , anak- anak akan belajar kontrol diri, bertukar informasi dengan orangtua dan anak.
Kalau bingung mau main apa, apa ajah bisa kok. Hehe. Dari bermain bersama melipat Baju, main dengan tanah, tepung, bahkan sambil mandi. Saya juga sempat bingung, gimana yah . Tapi ternyata hanya mengajak anak ke dapur dan mengenal bumbu dapur juga sudah menjadi pengalaman sensori untuk anak, Sentuhan dan penciuman yang di stimulasi. It doesnt have to be advance, its just what suits your child, and you.
Beberapa waktu lalu, Saya sempat bermain dengan Mahija dengan tepung, ini videonya. Di video ini juga akan Ada wawancara dengan psikolog yang akan menjelaskan pentingnya memberikan pengalaman sensori pada anak.
Ada Owner Ganara ART studio juga yang memiliki kelas Early Art Sensory Class untuk anak umur 18 tahun – 3 tahun. Yuk kita simak bersama, bagaimana menstimulasi anak?